warung Tegal dengan lauk serba-T
Keberadaan warung Tegal (warteg) bisa dijumpai di mana
saja, bahkan malam hari. Sebagai pilihan dengan pertimbangan isi kantong atau
tebalnya dompet. Cukup dengan selembar sepuluh ribuan. Bisa dimakan di lokasi
maupun dibungkus.
Bangku menghadap etalase kaca isi barisan piring isi
lauk. Nasi di rice cooker. Hangat-hangat disantap, lanjut di dorong teh nasgitel.
Tersedia pisang, kerupuk. Lauknya memang khas. Bahkan tidak bisa diperoleh di
rumah makan Padang.
Soal lauk, memang umumnya lauk khas Jawa. Favorit
standarnya adalah tempe, tahu, telur dadar, telur ceplok mata sapi. Termasuk telur
utuh pakai santan. Sayurnya mulai tumis
tauge. Agak pedas dengan terong ala balado. Penggemar ikan, bisa pilih olahan
teri.
Lokasi warteg bisa berdampingan dengan warung kopi atau
bisa akrab bertetangga dengan tempat tambal ban.
Konon, usaha warteg bisa mempengaruhi peredaran uang di
tempat asalnya. Kisah sukses ‘ortega’ atau orang Tegal di tanah kelahirannya,
secara ekonomis bisa mendongkrak pamor. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar