Halaman

Jumat, 20 April 2018

dari alas kaki sampai tutup kepala


dari alas kaki sampai tutup kepala

bukan seperti dari Sabang sampai Merauke. Dilengkapi dengan dari Miangas sampai pulau Rote.

Jadi, kalau judul mau “lengkap”, perlu ditambah ‘dari isi perut sampai isi kepala’. Sepertinya mau menggambarkan peta tubuh manusia, luar dalam.

Mengacu pada Indeks Negara Maju di Indonesia, khususnya Swasembada Daya Juang Ideologi. Manusia politik yang mengadu nasib, peruntungan di laga kandang. Modalnya sederhana, pengetahuan atau tepatnya pemahaman bahwa kekuasaan itu harus direbut. Modal tenaga dalam ,masih belum mampu. Rekrut tenaga luar.

Demokrasi yang laku, adalah setiap ada pendapat dan penentuan suara rakyat, maka yang memperoleh suara terbanyak, yang dianggap menang, unggul, juara. Batas formal bisa 50%+1. Atau selisih 1 (satu) suara, sah sebagai juara umum.

Memang rambut sama hitam, tapi nasib belum tentu sama. Tak heran, muncul asas anak cucu ideologis. Pokoknya kalau tak menguasai ajaran kakek moyangnya, tak layak maju.

Faktor penentu Indonesia masuk kategori negara maju, atau minimal negara berkembang plus, adalah kemandirian di segala bidang.

Mewujudkan masyarakat adil makmur saja, sampai betah jadi presiden. Oleh penerus atau penggantinya, dilengkapi menjadi masyarakat adil, makmur dan sejahtera.

Hitung mundur ada keluarga pra-sejahtera. Bentuk lain dari masyarakat kurang beruntung.

Kata yang empunya aneka ujaran berdasarkan survei tanpa survei, simpul sederhanya yaitu semiskin-miskin manusia politik. Masih jauh lebih adil, makmur dan sejahtera daripada rakyat. Makanya perlu wakil rakyat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar