Siap Tampung TKA
Bebas Visa Kunjungan Kerja dari 169 Negara
Sikap inférior sisa, efek penjajahan oleh bangsa asing, masih membara
di tata krama masyarakat. Tak tanggung-tanggung, manusia sekaliber
penguasa, merasa rendah diri jika bertatap muka dengan orang asing.
Jangankan menghadapi orang asing dengan setelan jas komplit, yang bahasa
Inggerisnya cas-cis-cus. Marah saja bisa pakai bahasa
asing. Lupa. Penguasa bangsa ini, menghadapi orang asing yang berpakaian kerja,
langsung terjinak-jinak. Teringgih-inggih.
Kebalikannya, ketika menghadapi bangsa dhèwèk, khususnya yang beda
pendapat, berseberangan, lawan politik, langsung merasa superior, di atas angin.
Berkacak pinggang setinggi dada. Lupa diri dengan mental asal dan mental
aselinya.
Mental rendah diri, dilengkapi dengan tidak mau kerja yang tampaknya
rendahan. Cuma modal dengkul, otot, tenaga. Tak pakai mikir. Tak perlu mikir
lama.
Ada modus operandi di dunia kriminal, ‘disatroni maling’. Begitulah rasa
tidak puas penjahat. Berhasil dengan operasi pertama, ketagihan. Akan mengulang
sampai puas. Beda dengan koruptor, sekali dayung 2@3 gundukan uang terangkut. Jangan
tanggung-tanggung. Tentu, mereka sudah mempertimbangkan dengan
seksama, dampak terukur jika nernasib apes. Ketahuan atau terkena OTT KPK.
Lapangan kerja di Nusantara memang ada yang jelas basah kuyub, sampai
bingung mengeringkannya. Makanya tak heran, akal anak cucu diajak. Karena kontrak
politik – memangnya jabatan basah adalah jabatan politik – mau tak mau belum puas satu periode, ingin mbalèni. asu mbalèni piringé vs panguwasa mbélani kursiné.
mbalèni sega wadhang vs mbélani sega wadhang
Syarat kompetensi yang menjadikan TKA bebas masuk tanpa keluar. Nusantara
dianggap atau berdaya tarik. Barang bekas buangan di Nusantara bisa disulap
jadi Rupiah. Bekas napi yang tidak kehilangan hak politiknya bisa ikut pilkada
atau pemilu..
Sudah kehendak sejarah, argo politik sedemikan liar bak kuda jingkrak. TKI
menjadi andalan devisa. Menjadi pahlawan devisa. Lapangan kerja yang jarang dilirik,
malah menjadi primadona TKA. Maklum di negara asalnya, jumlah penduduk jauh
lebih banyak ketimbang NKRI. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar