modus penguasa, ideologi
kanibal vs miras oplosan
jangan sampai rezekimu kedahuluan
dipatuk ayam. Nasihat ibu yang masih terekam. Walau didominasi adat Jawa. Bangun
pagi sebelum sang fajar berkibar. Jauh waktu sebelum terang tanah. Jendela kamar
dibuka, agar udara luar, segar bebas masuk.
Contoh yang dilakukan ibuku, sebagai
ibu rumah tangga. Bangun jauh waktu dari subuh. Sholat malam. Sambil panaskan
air atau tanak nasi. Sebelum tidur, bak mandi diisi penuh. Mengandalkan air dari
PDAM. Tempat cucian bersih dari peralatan makan maupun peralatan dapur. Pagi semua
tadi sudah siap pakai.
Tidak ada kata terlambat untuk masuk
klas. Ketika mulai sekolah. Sampai kuliah. Bekal ijazah, masuk ke barisan PNS
sampai pensiun karena batas usia pensiun.
Selama jadi abdi negara, abdi
masyarakat sesuai pasal, PNS tidak boleh main politik. Sudah disediakan wadah
tunggal. Wadah besar besar tersebut dijadikan kendaraan politik oleh penguasa
tunggal Orde Baru. Sampai puncak kejayaan presiden kedua RI, tanggal 21 Mei
1998.
Asyik juga selama jadi penonton setiap
ada laga kandang bernama pemilu. Bisa melihat bagaimana sepak terjang kawanan
partai politik. Di zaman Orde Baru, semua sudah terstruktur. Mulai orde
reformasi yang dimulai dari puncaknya 21 Mei 1998.
Negara tetangga tidak otomatis
menjadi sahabat. Efek domino perjanjian kerjasama bilateral, posisi NKRI kurang
mempunyai nilai tawar. Apalagi kalau dengan negara yang lebih dahulu makmurnya,
dengan negara penduduk jauh lipat kali. Posisi Indonesia siap menerima batuan
ideologi. Apapun bentuknya.
Dukungan negara lain saat Proklamasi
17 Agustus 1945, tentu ada apa-apanya. Karena hubungan emosi, reliji, dan yang
lain-lain. Indonesia butuh konco. Khususnya konco yang tidak akan ngrepoti atau malah nranyak, ngelunjak.
Indonesia tidak bisa duduk sama
rendah, berdiri sama tinggi dengan negara lain, bahkan di kawasan ASEAN. Kreativitas
anak bangsa pribumi, dengan dalih ketahanan pangan, maka meramu, meracik,
merakit minuman keras pelipur lara.
Rakyat jadi korban langsung miras
oplosan, dan tidak ada kapoknya. Namanya sudah meninggal, pasti tak akan
mengulang perbuatannya. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar