Halaman

Kamis, 05 April 2018

modus penguasa, ideologi kanibal vs miras oplosan


modus penguasa, ideologi kanibal vs miras oplosan

jangan sampai rezekimu kedahuluan dipatuk ayam. Nasihat ibu yang masih terekam. Walau didominasi adat Jawa. Bangun pagi sebelum sang fajar berkibar. Jauh waktu sebelum terang tanah. Jendela kamar dibuka, agar udara luar, segar bebas masuk.

Contoh yang dilakukan ibuku, sebagai ibu rumah tangga. Bangun jauh waktu dari subuh. Sholat malam. Sambil panaskan air atau tanak nasi. Sebelum tidur, bak mandi diisi penuh. Mengandalkan air dari PDAM. Tempat cucian bersih dari peralatan makan maupun peralatan dapur. Pagi semua tadi sudah siap pakai.

Tidak ada kata terlambat untuk masuk klas. Ketika mulai sekolah. Sampai kuliah. Bekal ijazah, masuk ke barisan PNS sampai pensiun karena batas usia pensiun.

Selama jadi abdi negara, abdi masyarakat sesuai pasal, PNS tidak boleh main politik. Sudah disediakan wadah tunggal. Wadah besar besar tersebut dijadikan kendaraan politik oleh penguasa tunggal Orde Baru. Sampai puncak kejayaan presiden kedua RI, tanggal 21 Mei 1998.

Asyik juga selama jadi penonton setiap ada laga kandang bernama pemilu. Bisa melihat bagaimana sepak terjang kawanan partai politik. Di zaman Orde Baru, semua sudah terstruktur. Mulai orde reformasi yang dimulai dari puncaknya 21 Mei 1998.

Negara tetangga tidak otomatis menjadi sahabat. Efek domino perjanjian kerjasama bilateral, posisi NKRI kurang mempunyai nilai tawar. Apalagi kalau dengan negara yang lebih dahulu makmurnya, dengan negara penduduk jauh lipat kali. Posisi Indonesia siap menerima batuan ideologi. Apapun bentuknya.

Dukungan negara lain saat Proklamasi 17 Agustus 1945, tentu ada apa-apanya. Karena hubungan emosi, reliji, dan yang lain-lain. Indonesia butuh konco. Khususnya konco yang tidak akan ngrepoti atau malah nranyak, ngelunjak.

Indonesia tidak bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan negara lain, bahkan di kawasan ASEAN. Kreativitas anak bangsa pribumi, dengan dalih ketahanan pangan, maka meramu, meracik, merakit minuman keras pelipur lara.

Rakyat jadi korban langsung miras oplosan, dan tidak ada kapoknya. Namanya sudah meninggal, pasti tak akan mengulang perbuatannya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar