Halaman

Senin, 09 April 2018

burung gereja bersarang di masjid


burung gereja bersarang di masjid

Menurut ilmu politik dengan berbagai alirannya, tetap tak akan mampu menjawab secara gamblang, mengapa ada fakta sesuai judul. Perlambang, pratanda, simbol apa saja yang tersurat maupu tersirat.

Nama latin sampai karakter fisik burung gereja. Di daerah tertentu malah bisa diternakkan atau ada nilai lebih. Adat setempat mengatakan memang ada korelasi binatang dengan habitat favoritnya. Jelas bisa dimultitafsir mengapa Indonesia menggunakan burung garuda sebagai lambang negara.

Kita simak UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, khususnya Pasal 1 ayat 3 :
3.    Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Sedemikan ahli Pancasila yang bertebaran di Nusantara, semakin kuat, kokoh dasar negara menghujam ke dalam bumi. Padahal, sila-sila dalam Pancasila merupakan bentuk nyata perikehidupan di masyarakat.

Daya sékulérisasi anak bangsa pribumi, putera-puteri asli daerah, kaum bumiputera sudah sedemikan menjurusnya. Walhasil, politik sudah masuk derajat, stratra sebagai aliran kepercayaan, aliran kebatinan ideologi sampai yang mengarah ke agama bumi.

Kendati tidak ada ajaran dari manusia politik, semcam zaman pra dan pasca Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semakin membuktikan NKRI mengalami paceklik negarawan yang berbanding lurus dengan surplus politisi sipil, manusia politik. Tersurat dan tersirat sebagai efek domino negara multipartai.

Ujaran oknum presiden ketujuh RI, jika masih ada kesenjangan, ketimpangan, ketidakadilan, ketidakmerataan pembangunan atau disparitas RPJMN periode ybs, sebagai bukti kinerja politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar