parpol crah agawé negara
bubrah
Efek domino negara multipartai
diperparah dengan juara umum pemilu 2014 tidak siap menang, beginilah akhirnya
Indonesia-ku. Provinsi dan/atau kabupaten/kota yang seolah menjadi hak milik
partai politik, melahirkan dinasti politik, klan atau sebutan lainnya.
Pemerintah bayangan. Pemerintah
dalam pemerintah. Kekuasaan bisa diwariskan ke anak cucu. Daerah dikelola oleh
keluarga politik, secara dejure maupun defacto. Tak ada kaitan, ikatan
dengan daerah pemilihan (dapil).
Koalisi parpol pro-pemerintah sampai
di tingkat daerah mengalami restrukturisasi. Ideologi Rp menjadi acuan koalisi
parpol di pilkada, tidak harus sama dengan yang di pusat. Jumlah pemilih
potensial Pilkada serentak 2018 setara dengan 81,79% pemilih potensial Pemilu
2019 (Republika, Senin, 2 April 2018).
Kebijakan partai yang menetapkan
kadernya maju di pilkada, bukan faktor dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Fakta finansial gap pada
anggaran biaya politik, menjadikan parpol melirik bantuan investor politik. Tak
terkecuali investor politik dari negara paling bersahabat. Sejarah dan lebih
parah, bisa berulang kembali, jika pejawat presiden masih bernafsu maju lagi. Siap-siap
jadi negara bagian atau provinsi kesekian dari negara pemodal. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar