Halaman

Sabtu, 28 April 2018

mental loyalis, durung ditakoni wis ngarani


mental loyalis, durung ditakoni wis ngarani

Modal minimal tapi ingin hasil maksimal. Bisa terjadi. Bahkan modal abab, bisa sukses. Blantik, makelar, pialang politik atau sebutan lainnya, akhirnya menjadi berklas dalam bentuk politik transaksional.

Praktik demokrasi di NKRI adalah siapa yang suara terbanyak, itulah si juara umum. Ditarik mundur, ternyata ada rekayasa perolehan suara. Atau ada bandar atau investor politik yang menentukan skore. Skenario berlapis.

Tanpa promo, aroma irama kekuasaan menjadi daya tarik semua anak bangsa pribumi. Bukan adu peruntungan, malah adu kehormatan.

Ironis binti miris, bahwasanya daya ideologi pelaku politik, sebatas asas menang ora menang, sing penting tetep entuk-entukan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar