mental loyalis, durung ditakoni wis ngarani
Modal minimal tapi ingin hasil maksimal.
Bisa terjadi. Bahkan modal abab, bisa sukses. Blantik, makelar, pialang politik
atau sebutan lainnya, akhirnya menjadi berklas dalam bentuk politik
transaksional.
Praktik demokrasi di NKRI adalah
siapa yang suara terbanyak, itulah si juara umum. Ditarik mundur, ternyata ada
rekayasa perolehan suara. Atau ada bandar atau investor politik yang menentukan
skore. Skenario berlapis.
Tanpa promo, aroma irama kekuasaan
menjadi daya tarik semua anak bangsa pribumi. Bukan adu peruntungan, malah adu
kehormatan.
Ironis binti miris, bahwasanya daya
ideologi pelaku politik, sebatas asas menang ora menang, sing
penting tetep entuk-entukan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar