Halaman

Sabtu, 22 Juli 2017

Merogoh Sukma, Daya Batin dan Menebak Langkah Kejawen Politik Presiden ketujuh NKRI



Merogoh Sukma, Daya Batin dan Menebak Langkah Kejawen Politik Presiden ketujuh NKRI

Terkekehnya Joko Widodo utawa Jokowi saat diwawancarai, senyatanya adalah bahasa tubuh yang mengisyaratkan terhadap relawan atau musuh dalam selimut maupun kepada kaolisi yang tidak pro-pemerintah yang bukan lawan politiknya, bahwa dia tidak akan kalah langkah.

Jokowi sengaja membiarkan para pembantunya saling berbenturan. Atau seolah membiarkan mereka mencari lahan basah dan palagan tersendiri. Tiap anak diberi kesibukan sesuai kapasitasnya. Disinilah letak cerdas ideologi Jokowi.

Tak terkeculai menugaskan presiden kelima NKRI sebagai bagian penting dari UKP-PIP. Dengan harapan agar ilmu politik yang didapat ybs sebagai anak ideologis BK, bisa dirumuskan. Ditularkan ke anak cucu dan rakyat yang sadar politik.

Jangan kuwatir kalau sang Bhayangkara sibuk mengolah musuh negara vs musuh rakyat. Oknum mantan angkatan yang sedang naik daun, dibiarkan kabur kanginan tanpa kendali. Jokowi yakin, godong garing memang suka garang-garing. Suka melambung, membubung.

Kendati Jokowi masih dalam cengkeraman cakar sang naga, masih terikat secara ikata moral dengan investor politik dari negara paling bersahabat, namun tanpa dapat diendus oleh pagar hidupnya, mampu menggalang aji penangkal.

Benang merah politik Jokowi sangat sederhana. Ada dua versi atau alternative yang seolah kontradiktif. Justru ini sebagai siapa sebenarnya Jokowi.

Bukti sederhana, bagaimana Jokowi bisa “mejinakkan” pak tua JK yang berperan sebagai wapres. Baca : bukan sebagai wakil Jokowi.

Ramuan ajaib revolusi mental sudah melenakan berbagai pihak. Tragedi politik akibat megakasus penistaan agama Islam oleh bukan dari penganutnya atau penganut agama lain, yang dilakukan oleh pejabat publik, penyelenggara negara, kepala daerah atau gubernur DKI Jakarta, tak lepas dari langkah catur politik Jokowi sesuai primbon andalannya.

Nyaris lupa. Pertama, Jokowi teliti dengan hal kecil. Karena diyakini nantinya akan jadi dewa penolong. Kedua, Jokowi sebagai mbahé manajemen konflik. Ahli membuat umpan agar masing-masing pihak saling waspada. Dengan mudah Jokowi akhirnya akan melenggang, melenggak-lenggok di kemelut negara.

Jokowi yakin nanti akan muncul wajah baru yang siap mendukungnya. Karena pemain lama sudah saling babak belur. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar