Halaman

Selasa, 25 Juli 2017

alat deteksi bohong publik



alat deteksi bohong publik

Pelajar tugasnya belajar. Yang mengajar disebut pengajar. Hubungan antara murid dengan guru, tergantung sistem pendidikan nasional. Pemerintah menyebutnya sebagai hubungan komersial. Guru menjadi jabatan fungsional, ada tunjangan pusing, pening, sakit kepala, mumet. Kendati komersial, harus dilakoni secara profesional.

Pelajar, murid atau sebutan lainnya, berkembang disesuaikan dengan tuntutan dan tantangan zaman, menjadi anak didik, peserta didik. Guru tetap guru, sampai akhir hayatnya. Nasib guru tergantung sertifikat dan aturan main ASN/PNS. Otomastis jadi anggota pasif Korpri atau PGRI atau bentuk himpunan, paguyuban, kerukunan guru lainnya.

Kata slogan ditempel di pohon “guru ke rumah”. Muridnya kemana?

Anak bangsa, putera asli daerah dengan batasan usia tertentu, serta merta dikenai program wajib belajar. Bentuk lainnya, untuk kejar ijazah, tersedia sistem paket.

Kepedulian pemerintah dengan sistem pendidikan nasioanl, yang pernah bersatu dalam nomenklatur pendidikan dan kebudayaan (dikbud), didekati dengan UU 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

 Pemajuan Kebudayaan.adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

Artinya, keluaran dan hasil pendidikan nasional wajib eksis “di tengah peradaban dunia”, dengan tetntunya melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Pendidikan.

Salah satu dimensi pendidikan adalah pendidikan politik. Bukan pendidikan formal, nonformal, kursus, diklat berjenjang atau bentukan lainnya. Apakah yang alumni luar negeri lebih bergengsi, lebih laris, laku jika cari kerja di dalam negeri.

Akhirnya, jurus ampuh silat politik, bahasa diplomasi adalah memanfaatkan kelemahan dan sesarengan mendayagunalan tenaga lawan politik. Kelemahan anak bangsa yang hidup di pentas syahwat poilitik nasional adalah suka dipuja, gemar disanjung, riang dikudang, hobi dipuji, bangga dielu-elukan. Jangan coba-coba sebaliknya, melawan arus, bisa-bisa memang bisa kena pasal “gebug duluan rembug belakangan”. Buaya koq dilawan, bisa disantap hidup-hidup. Atau dijadikan bangkai di tempat.

Diplomasi khas menu Nusantara adalah wajib bohong. Bohong untuk kebaikan. Bohong demi keselamatan nusa dan bangsa. Bohong buat keselamatan dan wibawa negara. Bohong agar Ibu Pertiwi mampu menjadi tempat pangkuan bangsa dan negara. Bohong supaya pihak tertentu bisa berjalan sampai batas akhir periode.

Jadi kawan, bohong adalah kebijakan politik yang lebih mengutamakan, mengedepankan kepentingan tertentu. Agar NKR tetap eksis “di tengah peradaban dunia” dengan cara yang beradab, berkemajuan, dan berkepribadian politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar