menu
revolusi mental butuh zat pengawet dan perlu zat penguat urat malu
Salah
satu dan bukan satu-satunya manfaat nyata ramuan ajaib yang dirasakan langsung
oleh rakyat adalah jumlah kecelakaan lalu lintas pada musim mudik Lebaran 2017 (jumlah
kecelakaaan, luka ringan, luka berat, meninggal) menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Lepas dari data statistik dan narasi politiknya.
Persoalan
harga pangan atau sembako jelang Lebaran 2017 mengalami penyesuaian alami
dengan melonjaknya kebutuhan dan meningkatnya permintaan, itu sebagai
konsekuensi permintaan pasar lokal.
Belum
dilaporkan secara resmi oleh pihak berwenang adalah bagaimana dengan penggunaan
petasan dan kembang api atau yang sejenis selama Ramadhan 1438H.
Berkah
Ramadhan, gonjang-ganjing politik tak muncul dipemberitaan maupun olah kasus
versi media massa berbayar.
PR
(pekerjaan rumah) besar revolusi mental sekitar pemberantasan korupsi dan
penanggulangan teroris. Sejauh ini dua pasal besar tadi menjadi obyek penguasa.
Sepertinya tarik ulur antar kepentingan, yang beda ideologi, tapi satu tujuan
kepentingan.
Ibarat
laga antar pemain klas dunia. Aroma irama mistis asing mendominasi jalannya
hukum. NKRI sebagai ajang uji coba, tujuan utama atau tempat praktik konspirasi
internasional, skenario mancanegara.
Tidak
hanya PR periode 2014-2019, sudah menjadi bebas kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Antara
yang pro dan kontra seolah seperti adu nyali. Antara yang de jure dengan
kejadian secara de facto, bisa-bisa memang bisa di bawah satu kendali,
dalam paket satu sistem.
Seolah
NKRI kehabisan pasal kekurangan akal untuk memberantas biang hama ini. Stok kambing
hitam sudah tidak tersedia di pasar lokal. Sedangkan tuntutan invenstor sudah
masuk tahap akhir pelunasan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar