Halaman

Selasa, 11 Juli 2017

lalulintas politik nasional rawan dari dalam



lalulintas politik nasional rawan dari dalam

Bukan pilih kasih atau pilah kisah. Namun begitulah kurikulum dan pendidikan politik lokal. Tidak perlu teori atau mengacu pendapat para ahli, pemakar, pemikir. Perbanyak praktik. Kejadian perkara di lapangan bisa jadi guru.

Mau yang halusan, dalam bentuk bubuk tapi bukan instan, sampai yang masih terasa remukan, serpihan, butir terkecil bijinya. Memangnya mau menyedu bubuk kopi.

Mau kopi bening, bukan encer. Ampas kopi segala kualitas dioplos. Ambil secukupnya, seperlunya. Karena statusnya, bisa 2-3x porsi normal. Masukkan ke dalam gelas, kalau ke dalam cangkir, bisa setengah cangkir terisi serbuk koalisi kopi. Tuang air mendidik ke dalam gelas. Aduk dengan arah putaran ke kiri. Berlawanan jika aduk kopi awal. Tutup dan tunggu siap seruput.

Ilmu Bhayangkara yang didapat langsung dari sekolah di luar negeri, ada yang kurang cocok dengan cuaca di Nusantara. Penggila kopi, ada yang fanatik dengan jenis kopi. Mereka tak terpengaruh dengan merek. Kalau perlu berburu ke kebon kopi milik rakyat.

Jadi sekolah Bhayangkara dalam negeri, lokal, bersubsidi sudah dianggap layak untuk menghasilkan pengatur lalulintas angkutan barang dan/atau manusia.

Ironis binti tragis, Bhayangkara yang awalnya diformat sebagai dari, oleh, untuk, karena rakyat, akibat revolusi mental mendapat kenaikan stratra yang luar biasa, menjadi alat penguasa. Tidak saya uraikan panjang pendeknya. Berakibat bisa-bisa memang bisa menjadi ajang tempat kejadian perkara tanpa pasal.

Ampas kopi yang sudah mengalami proses 3R, masih bermanfaat sebagai pupuk tanaman di dalam pot. Akhirnya, proses cuci otak melalui “pendidikan politik” menjadikan alimnusnya memiliki daya patuh, daya taat, daya loyal yang siap pasang badan mengamankan rute penguasa. Bagaimana yang kebanyakan minum kopi, bisa mabuk darat, mabuk laut, mabuk udara dan mabuk tilang. Buaya kok dilawan.

Akibatnya, anak bangsa, putera daerah mengalami panas dalam, retak dalam, luka dalam, memar dalam, pendarahan dalam . . .   [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar