Indonesia
butuh suntikan jiwa segar dan perlu asupan gizi bugar
Tak
perlu heran, jika tengah periode 2014-2019, banyak pihak yang gerah menghadapi
hari esok di pesta demokrasi 2019. Banyak akal pasal ditetapkan, diterapkan
demi kepentingan ideologi sesaat dan sesat.
Pihak
yang menggadang agar Jokowi lanjut ke periode kedua, tentu sarat dengan pamrih.
Bukan berasal dari suara hati nurani rakyat. Bukan pula “atas petunjuk bapak
presiden”.
Memang
ada lanjutan dan kelanjutan dari efek domino “bapak presiden atas petunjuk . .
. . “
Secara akumulatif, bangsa ini masih banyak yang kandungan
benar dan baiknya bisa mengimbangi bahkan menutup dosa politik.
Rayap-rayap revolusi mental, tikus berbagai jenis
yang menggerogoti persatuan dan kesatuan Indonesia langsung di jantungnya. Pola
meng-asing-kan NKRI mulai dari ibukota negara, bukan isapam jempol bayi.
Indonesia bak keledai yang baru dua kali terperosok
ke lubang yang sama, di tahun 1948 dan tahun 1965.
Sekarang, kita tidak tahu lubang mana yang akan
dituju? [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar