Halaman

Rabu, 26 Juli 2017

koalisi parpol vs susu sebelanga dibalas tuba setitik



koalisi parpol vs susu sebelanga dibalas tuba setitik

Apapun bisa terjadi di industri syahwat politik, bahkan di luar nalar politik sang oknum ketua umum. Bisa bak mesin pengganda uang. Bisa bak pabrik pejuang ideologi yang tak ada matinya. 

Hebatnya lagi, demi aturan main yang konstitusional, satu parpol dianggap kurang seksi, sepi gairah, minim greget, terjadilah koalisi dua parpol atau lebih. Masalah mulai merekah. 2 atau 3 oknum ketua umum harus rela berbagi kursi yang hanya tersedia satu buah.

Apa yang hebat jika ada sebuah organisasi kemasyarakatan, oleh penguasa dianggap anti-Pancasila. Masih dianggap kurang anggapan, dibumbui dengan rasa ada niat makar. Minimal terbukti ormas demikian telah mempunyai rekam jejak yang tidak memperjuangkan isi perut rakyat.

Di pihak lain, perut rakyat dijadikan tabung reaksi dengan dalih ketahanan pangan domestik, lokal dan tradisional. Peduli pemerintah dengan mendirikan satgas bumbu dapur. Tujuan utamanya jangan sampai bumbu dapur harus impor.

Kepercayaan rakyat yang dengan ikhlas telah menggunakan hak legal konstitusionalnya pada saat pesta demokrasi lima tahunan, buah manisnya tidak sampai ke bawah. Tersedot ke atas atau pihak-pihak yang mempunyai andil, saham, modal kuat sebagai penyelenggara pesta demokrasi.

Jadi, jangan heran jika ada pagar hidup, para pengayom dan pengayem masyarakat malah makan tanaman. Mereka lebih loyal kepada sang juragan, sang majikan, sang mandor. Metreka sudah tahu nikmat dunia dengan duduk manis di kursi malas. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar