demokrasi dalam angka
Pada
periode pembangunan jangka menengah 2015-2019, konsep konektivitas laut dilayani
oleh armada kapal secara rutin dan terjadwal dari barat sampai timur Indonesia
kemudian disebut sebagai konsep “Tol Laut”. Konsep Tol Laut – melalui elaborasi perencanaan trayek
angkutan laut, subsidi angkutan laut, revitalisasi pelayaran rakyat, dan
pengembangan industri berbasis komoditi wilayah, menjadi hal yang penting untuk
direalisasikan – diimplementasikan
diantaranya untuk tujuan peningkatan kinerja transportasi laut melalui perbaikan
jaringan pelayaran domestik dan internasional, penurunan dwelling time
sebagai penghambat utama kinerja pelabuhan nasional, serta peningkatan peran
transportasi laut Indonesia yang saat ini baru mencapai 4% dari seluruh
transportasi Indonesia, dimana share tersebut sangat kecil bagi sebuah
negara kepulauan.
Melalui
sinergi implementasi konsep Tol Laut diharapkan berdampak terhadap terciptanya
keunggulan kompetitif bangsa, terciptanya perkuatan industri nasional di
seluruh hinterland pelabuhan strategis, serta tercapainya PDB tertinggi
di Asia Tenggara yang disertai pemerataan nasional dan disparitas harga yang
rendah.
Terbukanya
akses regional melalui implementasi konsep tol laut dapat memberikan peluang
industri kargo/logistik nasional untuk berperan dalam distribusi
internasional, dimana saat ini 40% melalui wilayah Indonesia. Ide dari
konsep tol laut tersebut akan membuka akses regional dengan cara membuat dua
pelabuhan besar berskala hub international yang dapat melayani kapal-kapal
niaga besar diatas 3.000 TEU atau sekelas kapal panamax 6000 TEU.
Melalui
realisasi rencana tersebut diharapkan Indonesia dapat memiliki peran yang
signifikan dalam mendukung distribusi logistik internasional. Untuk menjadi
pemain di negeri sendiri serta mendukung asas cabotage serta beyond cabotage,
maka saat ini Pemerintah telah menetapkan dua pelabuhan yang berada di wilayah
depan sebagai hub-internasional, yaitu pelabuhan Kuala Tanjung dan pelabuhan
Bitung.
(diolah
dari Laporan “Implementasi Konsep Tol Laut 2015”, Direktorat Transportasi,
Kemen PPN/Bappenas).
ASAL SIMPUL DAN SIMPUL
ASAL
Jadi,
analog uraian di atas, jika demokrasi dalam angka, jangan dibayangkan yang tak
terbayangkan. Apa arti sebauah angka, bilangan. Apa saja yang tersurat dan
tersirat.
Pertama.
Dengan sebegitu luasnya laut demokrasi NKRI, ternyata dari seluruh armada
demokrasi laut hanya 4% yang berperan
nyata, yang buka praktik atau terdaftar resmi di negara.
Kedua.
Dalam skala dunia, ternyata kontribusi NKRI terhadap praktik transportasi laut,
cukup menggelikan dan menggembirakan. Tercatat, 40 % pelayaran internasional
mampu dilayani oleh laut Nusantara. Artinya, dari aneka ideologi di dunia, ternyata
kontribusi NKRI mampu memfasilitasi baru sebanyak 40%.
Jadi,
makna angka, bilangan 4% dan 40% sangat fantastis jika analog dengan laut
demokrasi Nusantara. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar