Halaman

Sabtu, 29 Juli 2017

demokrasi dalam angka




demokrasi dalam angka

Pada periode pembangunan jangka menengah 2015-2019, konsep konektiv­itas laut dilayani oleh armada kapal secara rutin dan terjadwal dari barat sampai timur Indonesia kemudian disebut sebagai konsep “Tol Laut”. Konsep Tol Laut –  melalui elaborasi perencanaan trayek angkutan laut, subsidi angkutan laut, revitalisasi pelayaran rakyat, dan pengembangan industri berbasis komoditi wilayah, menjadi hal yang penting untuk direalisasi­kan –  diimplementasikan diantaranya untuk tujuan peningkatan kinerja transpor­tasi laut melalui perbaikan jaringan pelayaran domestik dan internasional, pe­nurunan dwelling time sebagai penghambat utama kinerja pelabuhan nasional, serta peningkatan peran transportasi laut Indonesia yang saat ini baru mencapai 4% dari seluruh transportasi Indonesia, dimana share tersebut sangat kecil bagi sebuah negara kepulauan.

Melalui sinergi implementasi konsep Tol Laut diharapkan berdampak terhadap terciptanya keunggulan kompetitif bangsa, terciptanya perkuatan industri nasional di seluruh hinterland pelabuhan strat­egis, serta tercapainya PDB tertinggi di Asia Tenggara yang disertai pemerataan nasional dan disparitas harga yang rendah.

Terbukanya akses regional melalui implementasi konsep tol laut dapat memberikan peluang industri kargo/logistik nasional untuk berperan da­lam distribusi internasional, dimana saat ini 40% melalui wilayah Indone­sia. Ide dari konsep tol laut tersebut akan membuka akses regional dengan cara membuat dua pelabuhan besar berskala hub international yang dapat melayani kapal-kapal niaga besar diatas 3.000 TEU atau sekelas kapal panamax 6000 TEU.

Mel­alui realisasi rencana tersebut diharapkan Indonesia dapat memiliki peran yang signifikan dalam mendukung distribusi logistik internasional. Untuk menjadi pemain di negeri sendiri serta mendukung asas cabotage ser­ta beyond cabotage, maka saat ini Pemerintah telah menetapkan dua pelabuhan yang berada di wilayah depan sebagai hub-internasional, yaitu pelabuhan Kuala Tanjung dan pelabuhan Bitung.

(diolah dari Laporan “Implementasi Konsep Tol Laut 2015”, Direktorat Transportasi, Kemen PPN/Bappenas).

ASAL SIMPUL DAN SIMPUL ASAL
Jadi, analog uraian di atas, jika demokrasi dalam angka, jangan dibayangkan yang tak terbayangkan. Apa arti sebauah angka, bilangan. Apa saja yang tersurat dan tersirat.

Pertama. Dengan sebegitu luasnya laut demokrasi NKRI, ternyata dari seluruh armada demokrasi laut  hanya 4% yang berperan nyata, yang buka praktik atau terdaftar resmi di negara.

Kedua. Dalam skala dunia, ternyata kontribusi NKRI terhadap praktik transportasi laut, cukup menggelikan dan menggembirakan. Tercatat, 40 % pelayaran internasional mampu dilayani oleh laut Nusantara. Artinya, dari aneka ideologi di dunia, ternyata kontribusi NKRI mampu memfasilitasi baru sebanyak 40%.

Jadi, makna angka, bilangan 4% dan 40% sangat fantastis jika analog dengan laut demokrasi Nusantara.  [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar