Halaman

Selasa, 03 Juli 2018

NKRI butuh menu khusus Pancasila buat penguasa


NKRI butuh menu khusus Pancasila buat penguasa

Struktur piramida bentuk dan praktik pemerintahan di NKRI, bukan tanpa efek domino. Rakyat menerima beban merata, tepatnya sebagai pendukung total dan loyal NKRI. Banyaknya provinsi, sebaran populasi, demografi menunjukkan peta multiguna, multimanfaat dan multitafsir.

Pernah wujud pemerintah diibaratkan bak fauna dinosaurus. Karena pemerintah identik dengan presiden, periode waktu serta perwujudan nyata kekuatan partai politik. Maka seolah tak ada benang merah antar periode pemerintah, antar presiden. RPJMN sebagai alat penyambung. Substansinya merupakan terjemahan janji politik kampanye pasangan capres dan cawapres.

Bentuk nyata kehidupan paket bermasyarakat plus minus berbangsa dalam keseharian, kalah garang dengan aksi dan gerakan pengusa saat sibuk bernegara. Memang urus negara tidak boleh main-main. Tidak boleh coba-coba.

Bongkar pasang kawanan pembantu presiden. Bagi hasil, balas jasa, balas budi sekaligus balas dendam menjadi lagu wajib. Sejarah bisa dianakliarkan. Pilkada serentak memang bukan ajang orang iseng behadiah. Permainan kuasa negara, adu nyali antar kuat ekonomi, maupun pamer unjuk gigi antar kaya sosial (baca: banyak penganut).

Sila-sila Pancasila digali dan dirumuskan dari aneka ikatan yang terjalin di rakyat. Tiap teritorial dengan budaya lokal, kearifan dan kecerdasan lokal, Pancasila tetap eksis, dinamis

Bersyukur, rakyat Indonesia dengan konsisten, telaten, tanpa pamrih,  berperan sebagai pondasi dan tumpuan kehidupan bermasyarakat. Wujudnya ke kehidupan berbangsa. Persatuan dan kesatuan ini, mampu menampung dan mendukung bentuk negara dan pemerintahan bagaimanapun. Ikatan moral sebagai anak bangsa pribumi tak terkoyakkan oleh rayuan ideologi cinta dunia.

Daya rekat Pancasila ada di kehidupan sehari-hari rakyat. Belum terpapar, tercemar, terkontaminasi kuman (partai) politik. Di lain pasal, ternyata daya retak Pancasila menjadi hak milik penguasa, pejabat, penyelenggara negara di semua tingkatan dan lini.

Acap saya tayangkan, betapa pihak yang semakin jauh dari rakyat, akan berbanding lurus dengan lunturnya nilai-nilai Pancasila. Terasa di bagian puncak piramida atau golongan (hirarki rakyat, klas masyarakat, kasta penduduk, kategori keluarga, strata sosial, atau klasifikasi warga negara) menegah ke atas. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar