Halaman

Rabu, 18 Juli 2018

Niat Karena Allah swt, Bebaskan Dari Urusan Tetek-Bengek


Niat Karena Allah swt, Bebaskan Dari Urusan Tetek-Bengek

Kedalaman danau Toba di provinsi Sumatera Utara, bisa diukur. Tapi, dalam hati dan isi hati manusia, siapa bisa duga. Bahkan ybs saja tidak mampu menebak. Kecuali Allah swt.

Semua amal ditentukan dari niat, niat awal. Berniat pun ada ilmunya. Ada tuntunan dan adab niat. Rukun niat sepertinya biasa-biasanya saja. Otomatis, reflek jiwa menghadapi situasi eksternal. Dalil niat bersifat dinamis, multimanfaat.

Akankah ada niat yang tak tulus, niat yang tak benar, tak baik, tak bagus akan segera tampak hasilnya di dunia. Memang, niat bisa menjurus ke bak udang dibalik batu.

Niat untuk mencari ikhwal yang lebih baik, belum tentu sesuai rencana. Niat baik belum tentu menghasilkan ‘yang baik’. Yang baik buat kita, belum tentu sesuai skenario-Nya. Yang terasa buruk, justru itu yang terbaik buat kita.

Jelasnya. Saat itu magrib 4 Dzulqai’dah 1439H atau 17 Juli 2018, kupilih mushola. Keluar kamar tamu, tengok kanan, sudah terlihat. Beberapa puluh langkah. Berisiknya anak, yang karena  usia belum wajib sholat. Bermain sampai shaf terdepan. Tak peduli ada jamaah duduk.

Usai maghrib, anak-anak masih hingar-bingar. Ditegur ketua RT. Mereka belum sholat. Ditunjuk anak yang paling besar, jadi imam. Ada 6 anak sebagai jamaah.

Pertanyaan sederhanab, apakah orangtua si anak atau terutama ayahnya tidak ikut. Masih di kantor atau perjalanan pulang. Jamaah sudah terbiasa, mushola di cluster. Warga didominasi yang masih aktif. Waktu dzuhur dan atau ashar, mushola senyap.

Entah mengapa, saya berniat isya’ ke masjid. 9-10 menit jalan kaki. Siapa duga suasana masjid beda.

Singkat kata. Pas usai iqomah, rapatkan barisan. Masuklah anak yang belum sebagai anak didik SD, di samping kanan saya. Menoleh ke kiri belakang sambil berujar :”Bapak . . .’. sang bapak pilih di shaf kedua. Gerakan sholat anak masih kacau. Berdiri pun sibuk gerak-gerak. Tolah-toleh.

Rasanya, bukan rasanya. Niat saya isya’ ke masjid, cuma karena ingin suasana beda dengan di mushola dekat rumah. Bukan karena Allah swt. Walau setiap langkah dicatat malaikat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar