Halaman

Minggu, 15 Juli 2018

hak tolak kursi vs hak duduk pantat


hak tolak kursi vs hak duduk pantat

Total kopral. Energi, emosi penguasa dihabiskan untuk jaga gengsi, buat rawat pesona, guna ruwat wibawa serta uber kursi episode terakhir. Partai politik bukan sekedar kendaraan serba guna.

Efek domino revolusi mental sudah masuk kondisi minus di bawah dalil politik. Semakin digosok butuh sogokan bak biaya politik. Ujung-ujungnya menjerat lidah sendiri. Aneka ujaran lisan mapun tertulis menjadi menu harian media bebas.

Tahun politik di dua tahun terakhir periode 2014-2019 semakin membuktikan sibuk dengan urusan diri sendiri. Maunya bermain aman. Siap libas, siaga lindas pihak yang kontra revolusi mental.

Rakyat dibuat sibuk dengan urusan perut. Beras impor hal wajar. Pakai rumus pengusaha. Tol laut identik dengan jalur dan arus masuk garam asing. Soal SKM sebagai dinamika modus politik pangan pemerintah.

Nyatanya sebagai negara multipartai, multipilot, NKRI bebas aktif, terbuka dan siap menjadi tuan rumah yang ramah, bijak dan merakyat.

Dalam hitungan hari, penguasa memprakirakan nasib diri. Urusan rakyat serahan kepada sentimen postif, sinyal kuning. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar