Ayo Indonesia, Bukalah
Rahang Atasmu
Aneka ujaran oleh pemimpin bangsa, penyelenggara
negara, penguasa tanah air. Tidak ada di kamus. Belum dibakukan, dibukukan. Masih
diinventarisir oleh lemaga survei berbayar. Sebagian besar masih dalam
rancangan, draft akademis. Namun sudah beredar resmi di dan oleh media massa
dengan segala turunan dan produk samping.
Anak sedang belajar bicara sampai
kepala negara, merasa lebih berbobot jika mampu berujar bebas. Propaganda tampak
bernas jika dihiasai aneka ujaran. Malah dianggap belum propaganda kalau tanpa
aneka ujaran.
Zaman propaganda, menggandakan aneka
ujaran yang beda tipis dengan fitnah. Tidak ada yang gratis di media sosial
atau sebutan lainnya. Efek domino berlapis, berganda mampu menembus pengadilan
akhirat.
Niat yang dihadirkan bersama kerja
baik,belum tentu berakhir baik. Itu logika manusia. Kalau konsisten, didawamkan
sebagai nafas kehidupan harian. Argo ini yang akan membawa kita memantapkan
diri sebagai hamba-Nya. Merasa selalu ada di samping-Nya.
Energi, emosi anak bangsa pribumi
tersalurkan untuk hal-hal yang tidak jelas, mubazir bahkan merugi dunia
akhirat.
Lompatan Indonesia dalam hal budaya
membaca. Langsung membuat tulisan yang berbahan baku aneka ujaran. Atraktif,
spektakuler, bombastis, provokatif. Semakin digeluti, semakan angan-angan
menjadi membubung ke angkasa. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar