Eksis Dua Periode Berkat
Lema periode berkonotasi politik. Lebih
detil lagi terkait dengan sifat dasar manusia politik. Seteguk masih haus,
sebelanga malah minta tambah.
Tak terkait waktu, lebih sebagai
tahapan proses. Misal, periode anak-anak, dengan batasan umur dan atau usia. Terjadilah
kedurhakaan orangtua, yang lebih mementingkan tampilan dunia. Urusan anak
serahkan kepada hukum alam.
Format waktu, lebih cenderung ke
sebutan dasawarsa, dekade. Bukan ulang tahun tahunan. Pergantian sistem memang
sebagai hal yang ditunggu, dinantikan. Diharapkan bukan jalan datar, walau aman
dan nyaman. Perubahan memang dilandasi pondasi kehidupan yang stabil.
Bersyukur, rakyat Indonesia dengan konsisten
berperan sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat. Persatuan dan kesatuan ini,
mampu menampung dan mendukung bentuk negara dan pemerintahan bagaimanapun. Ikatan
moral sebagai anak bangsa pribumi tak terkoyakkan oleh rayuan ideologi cinta
dunia.
Batasan hidup memang karena kapan umur
dan atau usia sudah tidak bisa bertambah lagi. Kendati jiwa raga masih bugar. Semangat
masih membara. Nafsu masih belum tergerus oleh erosi peradaban.
Singkat kata, t.m.t 29 Rajab 1429H
utawa 1 Agustus 2018M, jam terbang penulis sebagai PNS sudah tidak berdetak
lagi. Betul, semua urusan kukembalikan kepada-Nya. Urus urusan akhirat yang
selama ini hanya dikerjakan seadanya. Di waktu luang, saat senggang. Sesuai sikon.
Mengacu perhitungan tahun atau
kalender komariah, bulan, hijriyah, maka sudah lewat dua periode atau sepuluh
tahun eksis sebagai purna bakti. Grafik kehidupan dijaga tak turun drastis. Ikhtiarkan
yang meningkat urusan masa depan di jalan-Nya. Aamiin YRA
Berkat … (bersambung). [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar