Halaman

Selasa, 03 Juli 2018

Ketika Penguasa Terpapar Pendangkalan Pancasila


Ketika Penguasa Terpapar Pendangkalan Pancasila

NKRI sebagai negara kepulauan. Sebaran hirarki rakyat, klas masyarakat, kasta penduduk, kategori keluarga, strata sosial, atau klasifikasi warga negara. Bentuk dan struktur pemerintah daerah, pemerintahan daerah sampai pemerintah pusat. Digambarkan sebagai bentuk piramida. Rakyat menempati bagian bawah piramida.

Sila-sila Pancasila digali dan dirumuskan dari aneka ikatan yang terjalin di kehidupan rakyat. Tiap teritorial dengan budaya lokal, kearifan dan kecerdasan lokal, Pancasila tetap eksis, dinamis.

Bersyukur, rakyat Indonesia dengan konsisten, telaten, tanpa pamrih,  berperan sebagai pondasi dan tumpuan kehidupan bermasyarakat. Wujudnya ke kehidupan berbangsa. Persatuan dan kesatuan ini, mampu menampung dan mendukung bentuk negara dan pemerintahan bagaimanapun. Termasuk negara multipartai.

Ikatan moral sebagai anak bangsa pribumi tak terkoyakkan, tak tergoyahkan oleh rayuan ideologi cinta dunia. Tak terkontaminasi perembesan ideologi asing.

Wajar, jika semakin naik peringkat, meninggalkan ‘tanah kelahiran’ yaitu dunia rakyat, maka nilai-nilai Pancasila akan terdegradasi secara sistematis, masif dan menerus. Semakin mengerucut ke puncak, maka terpaan angin dan arus ideologi bebas terasa semakin kencang. Mendominasi dan meninabobokan penguasa tingkat daerah dan apalagi nasional.

Modus, rekayasa pemerintah mendata nomor ponsel dan akun media sosial mahasiswa sebagai wujud proaktif, mitigasi, preventif. Jika kampus dianggap terpapar faham radikal, karena pemerintah menggunakan standar diri sendiri. Pemerintah merasa terpapar efek domino pendangkalan Pancasila. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar