apa arti 1 (satu) detik waktu
dunia
03:42:46 sms ke isteri tercatat di pesan terkirim. Ujaran
tertulis, standar harian: “tahajud”. Garwo sedang dinas luar,
waktu sholat lebih cepat 20 menit. Pagi pertama. Dering HP belum usai, seperti
berlanjut.
03:42:47 sms dari garwo terbaca di kotak masuk. Satu
kata, jawaban atas sms saya semalam:”Menur”. Artinya, rasa silaturahmi lebih
kuat, lebih pilih menginap di rumah kakak, di bilangan RSJ. Ketimbang menikmati
lelap di hotel. Acara utama memang di hotel.
Ikhwal kejadian di atas, hal wajar, biasa, lazim
dalam keluarga. Pasutri saling jaga, saling mengingatkan. Bukan saling
menggurui. Pasal yang ditetapkan dalam surat dan ayat agama Islam.
Kebijakan adat, tata krama, norma kehidupan ber-rumah
tangga, berkeluarga, di dalam rumah tangga, semakin memperkokoh. Apalagi kondisi
kami kembali berdua. Saya sudah 10 tahun menikmati usia pensiun.
Akankah hati pasutri semakin menyatu di hari tua. Tergantung
niat awal dan proses. Semua pasutri sudah tahu dan lebih dari tahu. Ilmu yang
didapat turun-temurun. Sebagai pelajaran atau malah merasa menjadi kelumrahan,
seperti nasib orangtuanya.
Kepala keluarga yang tidak egois dengan status ‘pencari
nafkah dan pemberi nafkah’. Isteri yang dari tulang rusuk mampu menjadi tulang
punggung. Bukan mendikotomi, wanita karir vs ibu rumah tangga.
Ketika Rasulullah saw, dalam khotbah sholat gerhana
bulan, menuturkan bahwasanya neraka banyak di huni kaum hawa, wanita,
perempuan. Sahabat bingung dengan tutur beliau. Ternyata, bukan karena masalah
ibadah atau hubungan dengan Allah swt. Ada faktor lain . . . .
3 (tiga) malam sebelumnya, 28 Juli 2018, terjadi
gerhana bulan total.
1 (detik)’waktu bumi, sangat beda dengan waktu
akhirat. Lebih lama. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar