Halaman

Jumat, 20 Juli 2018

Demam Asian Games XVIII 2018 vs Mabuk Pilpres 2019


Demam Asian Games XVIII 2018 vs Mabuk Pilpres 2019

Munculnya kawanan kecébong dan kamprét, sebagai pratanda aspek moralitas anak bangsa pribumi dipertanyakan. Sengaja memasukkan dirinya ke jajaran masyarakat termaginalkan. Akibat tindak tanduk, tindak tuturnya. Bentuk imbangan garang-garing penguasa. Melengkapi aneka ujaran produk resmi pemerintah.

Maka dari itu, adalah TIK (teknonoli informasi dan komunikasi) jatuh ke tangan yang belum waktunya memakai. Belum umur, jauh dari batas usia kelaikan.

BPS menetapkan masyarakat miskin, penghasilan dan atau pendapatan tak layak, dengan sebagai tetapan masyarakat kurang beruntung. Secara politis masuk bursa uneducated people. RPJMN menempatkannya sebagai permanent underclass.

Daerah kurang beruntung, masuk kamus sistem pembangunan nasional. Beda dengan daerah sebagai tambang suara sebuah parpol tertentu. Peta politik menunjukkan dominasi trah dinasti politik lokal maupun nasional.

Di akar rumput, istilah impor, karena efek domino revolusi mental, yaitu tadi muncula kawanan kecébong dan kamprét. Sanggup memakan siapa saja. Tanpa memikir apapun.

Bukan. Kalau cerdas ideologi yang dimilliki petinggi parpol, memang sebegitunya. Itu sudah maksimal, optimal. Dipompa lagi, akan njebluk. Atau malah tambah nggembos, ideologi berbasis nikmat dan urusan dunia, semakin diisi semakin kerontang.

Rekayasa genetik menghadirkan atmosfir yang mengkontaminasi alam bawah sadar. Pendidikan yang dimiliki, melihat siapa yang memberi makan. Makanya BPS amat kesulitan mendata seberapa berapanya penghasilan dan atau pendapatan masyarakat.

Angka kemiskinan turun sampai datu digit, berkat standar versi Nusantara. Tak terkait dengan nilai tukar Rp. Apalagi peran dam posisi Rp terhadap mata uang negara lain.

Sederhana saja. Pengeluaran masyarakat papan bawah, bisa dicatat. Semisal, untuk uang rokok, susu kaleng, mi cepat saji, pulsa dan teruskan sendiri. Standar hidup layak di Indonesia memang harus pakai ukuran baju sendiri. Ukuran sepatu sesuai kaki. soal dikonversikan, itu bahasa matematis. Bahasa politik lebih dominan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar