akankah kita mampu
menuliskan dan atau mengatakan yang tidak kita ketahui
Pengalaman, kendati didaulat sebagai guru yang
baik, namun tidak serta merta menentukan nasib seseorang. Menjadi syarat umum melamar
pekerjaan. Tepatnya, akan menjadikan
kita lebih bijak untuk memanfaatkan sisa waktu dan cadangan usia.
Semakin manusia melangkahkan kakinya, tujuan hidup
semakin menjauh.
Semakin manusia bersemangat mewujudkan cita-cita
berbasis nikmat dunia, harapan hidup semakin redup.
Pertimbangan medis menjadikan anak manusia
mengoptimalkan daya akal, olah pikir, kadar logikanya untk menembus batas waktu
dan ruang. Melampaui generasinya, menyalip zamannya. Dirasa perlu di sistem
persaingan bebas, melanggar tatanan dan norma kehidupan, dianggap lazim.
Negara sebagai perusahaan besar, tujuan bersama
bukan menuntut kerja sama. Usaha bersama. Ditarik mundur, justru pihak yang
sedang menguasai negara yang akan menentukan bagi hasil.
Makna ‘tujuan bersama’
lebih bersifat politis. Kalau sudah begini, tak ayal siapa kuasa yang akan
mendapat porsi gedé. Peduli amat dengan nasib rakyat. Mau-maunya jadi rakyat
abadi, tidak ada peningkatan nasib.
Untuk menghargai diri sendiri, untuk membaca
potensi diri, metode yang dipakai rakyat sederhana saja. Bercermin, berkaca
diri. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar