pager nerak
angger-angger
Efek domino arus masuk
ideologi bebas akibat pasar bebas mampu membolak-balikan daya juang anak
bangsa, putera bangsa. Semangkin menjadi-jadi akibat politik transaksional yang
menjadi andalan Jokowi plus minus JK. Pihak yang terkena pasal politik balas
jasa, balas budi dipastikan siap berkorban untuk majikan.
Jangan heran, selain ada
pihak yang siap bela sang juragan sampai kehabisan nurani, ada pihak yang
memanfaatkan peluang seoptimal mungkin. Bilamana perlu akan berperilaku bak
majikan atau juragannya.
Jika gubernur sebagai
perpanjangan tangan pemerintah, maka petugas partai jelas-jelas perpanjangan
tangan investor ideologi dari negara yang katanya yang paling bersahabat. Yang
mengenal betul watak masyarakat ideologi Nusantara.
Lengkap sudah faktor
penentu kiprah, kinerja, kontribusi penyelenggara negara. Singkat kata,
semangat dan jiwa sumpah Palapa yang diproklamirkan oleh ki Bekel Bhayangkara
Gadjah Mada, di tangan ahlinya, malah menjadi alat sebaliknya. Apa itu kawan?
Zaman Orde Baru terjadi
semangat “priit jigo” yang mampu mengikuti arus zaman. Rahasia umum dengan
menjadi biro jasa SIM-STNK. Secara resmi lewat spanduk yang dipasang di pagar
simpang empat, menawarkan jasa pengawalan gratis. Pihak yang akan setor/ambil uang
di bank.
Banyolan, lelucon,
dagelan, humor politik ala “sang pagar” adalah sedikit-sedikit makar,
sedikit-sedikit makar, makar koq sedikit. Kalau tak ada makar maka radikal,
teror pun jadi. Inilah semangat anak bangsa, putera bangsa terbaik yang tahu
betul apa itu nikmat dunia. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar