efek domino
negara multipartai, masyarakat ideologis vs masyarakat religius
Bukan salah Ibu Pertiwi
mengandung putera terbaik bangsa yang gugur dalam pengabdiannya. Berkorban
melebihi panggilan tugas. Berani malu melampaui kapasitas amanat dari rakyat.
Pasar bebas selain menghasilkan aliran ideologi bebas, juga menghasilkan
hasil pampasan ideologi ikutan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi yang
berkhasiat untuk ramuan obat berani malu dan obat pemoles tahan lama.
Ibu Pertiwi sebagai orangtua tunggal pantang mengeluh, walau peluh mengucur
deras seolah tiada tuntas. Ada saja rengekan anak bangsa. Kebanyakan wadul, pradul,
tumbak cucukan sekitar takhta, harta, jelita. Seputar berhala reformasi 3K
(kaya, kuat, kuasa).
Mimimal wakil rakyat yang praktik lima tahunan di tingkat kabupaten / kota,
provinsi sampai tingkat nasional, adalah merupakan kawanan pesuruh partai
politik. Kepatuhan, loyalitas kepada bandar politik yang menentukan nasib.
Ironis jika petugas partai seklas kepala negara di sebuah negara yang selalu
sedang dan akan berkembang, langkah catur politiknya ditentukan oleh investor
politik dari negara yang katanya paling bersahabat.
Argo biaya politik sudah beredar dan bergejolak liar bak argo kuda. Banyak pihak
pasang badan, siap pasang kuda-kuda, bahkan tak malu-malu siap keluarkan aji
pamungkas, jurus andalan. Mereka sudah tidak mampu membedakan mana sekutu, mana
seteru. Tidak bisa membedakan mana kawan, mana lawan.
Paling runyam, sudah susah menandai mana tangan kanannya, mana tangan yang
kiri. Seolah tangan kiri mengincar tangan kanan. Menunggu kelengahan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar