Halaman

Selasa, 27 Juni 2017

menebus segenggam tanah surga



menebus segenggam tanah surga

Bagi umat Islam di NKRI, yang jauh tempat dan waktu dari Rasulullah saw, dengan yakin, percaya diri, cerdas ikhlas melaksanakan segala perintah-Nya secara total sekaligus menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh daya. Al-Qur’an sudah memberi sinyal bagaimana perjalanan Islam nantinya.

Kendati populasi umat Islam masih di ambang mayoritas, bukan berarti tanpa perjuangan. Total jenderal, total kopral perjuangan umat Islam menjadi berlipat. Secara eksternal menghadapi tirani minoritas, apakah itu pelaku ekonomi, penguasa yang berdikari di atas semua agama. Tepatnya, sebagai negara multipartai, maka mau tak mau pemerintah lebih mengutamakan eksistensi masyarakat ideologis daripada masyarakat religius.

Masyarakat sipil, yang menjadi cikal bakal atau bahan baku pokok terbentuknya Pancasila, tidak serta merta bisa menikmati hasil kemerdekaan. Mereka masih harus berjibaku untuk bisa tetap eksis lahir batin, jiwa raga, jasmani rohani.

Keistimewaan umat Islam di Nusantara karena ditempa kehidupan duniawi yang tak kenal kompromi. Sebut saja secara internal, ada umat Islam di KTP-elek saja sampai yang berani hidup menolong agama Allah. Di rumah Allah pun, di masjid, terkadang masih ada konflik. Minimal muncul kurub-kutub yang seolah bersaing kepentingan. Bersyukur, jamaah yang bebas dari versi-versian, tetap konsisten memakmurkan masjid. 5 waktu atau kegiatan ibadah, amaliah lainnya.

Dengan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” – yang menjadi obyek polemik, konflik politik praktis – sepertinya malah mendorong umat Islam untuk bisa meniti karir menuju kampung akhirat. Perjuangan umat yang mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia atau ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan sesama warga bangsa) menjadi berkah tersendiri. Semangat ukhuwah “tri-ukhuwah”, menjadikan umat Islam tahan banting, mampu eksis di segala musim kompetisi, di semua medan laga dan siap tanding melawan setan tak terbelenggu. Setan yang bebas gentayangan bak ideologi asing yang merasuk bebas ke jiwa anak bangsa yang pancasilais komplit. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar