Halaman

Kamis, 22 Juni 2017

atas petunjuk bapak presiden vs bapak presiden atas petunjuk . . .



atas petunjuk bapak presiden vs bapak presiden atas petunjuk . . .

Di negaranya bangsa China, yang namanya presiden partai setempat yang dominan, identik dengan presiden negara. Fakta ini yang mengilhami, menginspirasi jiwa perpolitikan di NKRI. Cuma agak dibalik menjadi presiden ketujuh RI hasil pilpres 2014 hanya dengan posisi sebagai petugas partai.

Dengan kata lain ingin berkata kepada dunia bahwa parpol pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akhirnya menang, adalah yang berkuasa.

Dukungan moril, spiritual dan doa rakyat – khususnya dari masyarakat Jawa-Udik atau aliran kejawen yang masih kental dengan kehakikatan – karena melihat siapa yang berada di sekitar, di lingkungan Jokowi plus minus Jokowi. Bagaimana seseorang bisa kita lihat siapa saja temannya. Untuk tingkat yang lebih tinggi, yaitu pada seberapa banyak yang melayat.

Energi Jokowi cukup terkuras untuk menjaga hati para pihak yang rajin unjuk muka atau khususnya pada pihak pengendali jarak jauh. Kepiawaian atrau kejuligan Jokowi seperti ditantang oleh jangan sampai tangan kirinya melukai tangan kanannya.

Taktik Jokowi yang seolah bisa diatur oleh bandar politik lokal, ditengarai saat susun kabinet kerja. Terbukti dengan dua kali perombakan. Berikutnya mau tak mau, sedikit demi sedikit Jokowi tampakkan siung-nya. Gonjang-ganjing politik akibat penistaan agama, semakin memantapkan langkah untuk keberpihakannya. Ini yang masih misteri. Apakah malah semakin keblondrong atau sadar diri atas pengaruh hipnotis, sihir jabatan berlanjut.

Masih ada harapan bahwa kebaikan untuk rakyat akan berdampak positif bagi langkah politis. Namun karena kondisi ini masih kalah langkah dengan kenyataan ada pihak yang diamnya sulit ditebak. Menerimanya rakyat memang watak dasar.

Yang sulit diprediksi bagaimana kalau alam yang tidak bisa menerima ada pihak yang berbuat “kerusakan” secara terstruktur, sesuai kaidah pasar bebas di muka bumi Ibu Pertiwi. Apalagi “orang dalam” bak musuh, seteru, lawan dalam  satu lipatan sarung. Pihak yang susah digebug oleh Jokowi adalah penganut atau loyalis ala Betari Durga. Mampu menjelma menjadi manusia yang santun. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar