Indonesia Boros Ideologi
Di Mahkamah
Akhirat, suatu ketika ada pengadilan terhadap negara, menyangkut ideologi. Pertanyaannya cuma satu, yaitu : “Ideologimu
kaugunakan untuk apa?”. Semua pihak yang merasa paling berhak mewakili negara,
satu persatu menjawab dengan jujur. Karena di pengadilan ini mantan manusia
tidak bisa berbohong, dusta, atau main tipu-tipu maupun silat lidah.
Dua malaikat
pencatat kelakuan manusia selama hidupnya di dunia, sibuk mencocokan jawaban
ini. Karena kejujuran jawaban, tepatnya tidak mungkin berkelit, klop antara
catatan dan jawaban.
Yang membuat pihak
pengadilan heran, mengapa antara niat, tekad dibandingkan dengan praktik,
realisasi, kenyataan di lapangan seperti pelakunya beda. Siapa yang niat dengan
siapa yang melaksanakan, seolah orangnya berbeda jauh.
Mengingat pihak
yang diadili adalah negara Indonesia, maka mendapat banyak dispensasi dari
tuhan. Secara nasional kemanfaatan atau untuk apa ideologi dimanfaatkan, masih
jauh dari cita-cita bangsa.
Hal yang
memberatkan adalah dengan ideologi nasional Pancasila, sebagai dasar negara,
jalan hidup serta aneka predikat yang susah di cari di KBBI, namun dalam
praktiknya melahirkan ratusan aliran politik sebagai pelaksana sila-silanya.
Banyaknya partai
politik tidak berbading lurus dengan tingkat adil, makmur dan sejahteranya
rakyat, masyarakat, penduduk, warga negara. Hebatnya lagi, politik menjelma
menjadi agama baru. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar