Halaman

Senin, 12 Juni 2017

Meletus Balon Hijau . . . Pancasila Tetap 5 Sila



Meletus Balon Hijau . . . Pancasila Tetap 5 Sila

Ketahanan peradaban bangsa dan eksistensi jati diri rakyat, penduduk, warga negara, masyarakat multibudaya menjadi daya tarik kekuatan dalam negeri untuk menjajalnya. Musuk dalam selimut hasil didikan penjajah masih menjalar sampai zaman reformasi.

Reformasi bergulir mulai dari puncaknya, dengan kisah sukses me-lengserkeprabon-kan presiden kedua RI, penguasa tunggal Orde Baru dari mandat sebagai mandataris MPR, presiden, kepala negara, kepala pemerintahan.

Selama Bapak Pembangunan, Jenderal Besar berkuasa lewat 6 kali pemilu yang ‘luber’, anak bangsa tidak sempat melakukan kaderisasi kepemimpinan nasional. Kendati ada beberapa pejuang bangsa yang seolah tergembleng di kawah Candradimuka Orde Baru. Lakon utamanya yaitu dengan canggih plus modal senyum pak Harto mampu menjadikan Golkar sebagai kendaraan gratis politiknya.

Kran demokrasi terbuka deras membawa bibit, virus atau ideologi yang mati suri, menjadi mekar, subur dalam aneka warna di panggung, pentas, palagan reformasi.

Pancasila Sakti hasil besutan Orde Baru, di era sisa reformasi mengalamai pendangkalan secara yuridis formal. Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi pintu gerbang utama masuk gerakan senyap anti-“Ketuhanan Yang Maha Esa”, pelakunya kalau tidak bangsa dw, ya mereka anak bangsa yang jiwa raganya sudah asing. Atau bahkan orang asing yang karena faktor kelahiran atau numpang lahir di Indonesia tahu betul karakter dasar anak bangsa.

Maraknya peng-aku-an sebagai anak cucu, anak keturunan ideologis semakin menjadikan semua menu ideologi dunia tersaji di NKRI.

Kasus penistaan agama lain oleh umat beda agama, beda akidah yang pelakunya pejabat publik dengan golongan daerah tertentu, membuktikan walau selain PKI yang dua kali makar (bukan versi aparat keamanan dalam negeri) akan muncul modus individu dari pejabat publik yang sedang naik daun untuk merongrong dari dalam, menggunting dalam lipatan.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar