Halaman

Senin, 05 Juni 2017

Indonesia Spesialis Jalan Pintas



Indonesia Spesialis Jalan Pintas

Ini lagi, ini lagi, seolah tak ada yang lebih jelek. Mesti soal demokrasi. Lembaga survei sekampiun apapun, akan kesulitan menghasilkan angin surga bahwa definisi formal konstitusional, formulasi jabaran akademis, menurut pendapat ahlinya tentang apa itu demokrasi Nusantara serta sampai bagaimana perwujudan dan praktik demokrasi, nyatanya di sisi lain menjadi faktor penyubur anak bangsa menjadi penyuka jalan pintas.

Klasik nian contohnya. Mulai urusan administrasi yang bertélé-télé, berliku-liku dan berjenjang. Kalau dibuat sederhana, praktis, simple dikuatirkan akan menurunkan wibawa negara. Status penyelenggara negara, khususnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat, rakyat, penduduk, warga negara adalah bukan pelayan, jongos, babu. Mereka adalah tuan besar, juragan muda, majikan.

Tidak betah antri di satu partai politik, bisa jadi kutu loncat. Kalau masuk kategori makhluk ber-uang bisa mendirikan partai politik. Atau mendirikan kubu dengan tetap di parpolnya.

Kalau oknum pelaku tindak pidana korupsi, jalan pintas bagaimana yang dipraktikkannya. Bingung dan membingungkan. Bahkan ybs tidak tahu persis kenapa, mengapa berbuat seperti itu. Bahkan ada yang merasa dizalimi oleh konco dw, bolo dw. Dijadikan korban.

Reformasi birokrasi menjadi percuma dengan pratik jalan pintas. Sistem karir, perintisan dari bawah, pengkaderan, atau berbagai sistem yang telah berjalan, menjadi tak berarti. Mungkinkah lelang jabatan yang saudara dekat jalan pintas, sebagai pemacu dan pemicunya.

Ironis binti miris jika memakai asas tinggal glanggang colong playu.ini mbahé jalan pintas. Hanya yang mempunyai nyali di atas orang normal yang berani melakukannya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar