Halaman

Rabu, 21 Juni 2017

jurus maut NKRI, musuh di belakang gitok : tangan kiri menohok Pancasila, kaki kiri membungkam suara rakyat



jurus maut NKRI : musuh di belakang gitok, tangan kiri menohok Pancasila, kaki kiri membungkam suara rakyat

Menulispun terkontaminasi menu cepat saji dan menu gado-gado atau kombinasi semua menu yang ada di panggung politik. Struktur atau kerangka besar tulisan bisa diisi dan dimuati aneka tema. Menu goyang lidah dioplos dengan menu silat lidah, dikemas dalam cerpen silat jurus bebas.

Mirip postur hukum nasional, semua pasal seolah pas atau dipas-paskan. Kasus nasional bisa dieliminasi dengan pasal yang patut atau dipatut-patutkan. Pihak tertentu karena masuk kategori Pancasilais sejati, jika dipidanakan maka pasal apapun yang diterjangnya, layak mendapatkan vonis yang ringan atau diringan-ringankan.

Di era keterbukaan dan pasar bebas periode 2014-2019, de jure bahwa gubernur sebagai perpanjangan tangan Pemerintah. Efek domino politik transaksional dengan aroma irama politik balas jasa, politik balas budi vs politik balas dendam., terasa menyengat dan sebagai tantangan tersendiri bagi adanya dan kenyataan adanya demokrasi.

Pejabat publik, penyelenggara negara atau pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif, pada sistem pemerintahan petugas partai, seolah hanya mengakar ke atas. Khususnya pihak yang mendapat kepercayaan dari presiden dan wakil presiden untuk menduduki kursi jabatan di pemerintahan.

Banyak cara yang dilakukan oknum kepercayaan presiden atau pembantu presiden untuk menunjukkan loyalitasnya. Untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pihak yang memang patut dipercaya. Tak kurang yang berwajah ganda, agen ganda atau dengan standar ganda. Berlindung di balik bayang-bayang presiden untuk modus manuver politik bukan nasional. Bagian integral daro konspirasi dan skenario permibtaan pasar dunia.

Ada yang siap jadi pagar hidup, pasang badan, siap berjibaku mengamankan jalannya revolusi mental. Total jenderal mereka jauh di atas gaya “atas petunjuk bapak presiden” di zaman Orde Baru. Bahkan ada pihak yang mampu  “memberi petunjuk bapak persiden”. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar