Halaman

Sabtu, 03 Juni 2017

menanti bom waktu atau bom bunuh diri 2019



menanti bom waktu atau bom bunuh diri 2019

Grafik kehidupan berbangsa, bernegara termasuk bermasyarakat tidak sekedar mengalami pasang surut secara alami, tetapi seolah dalam kendali kekuatan dari luar diri. Bukan sekedar kendali, kita sudah terkondisikan menjalankan skenario pihak tertentu, pihak asing.

Perjalanan sejarah bangsa yang merupakan pelengkap atau bagian sejarah peradaban dunia, selalu terulang kisah dan kita terjebak antara fakta “air beriak tanda tak dalam” dengan realita “air tenang menghanyutkan”.

Selama ini kita asyik dengan hukum manusia. Merasa akal kita akan mampu mengagendakan masa depan. Merasa nasib di tangan sendiri, memang benar. Yang tidak benar bahwa kita merasa asal diawali dengan niat bulat, sudah setengah jalan. Juga tidak salah. Yang salah karena tidak disertai rencana tindak dan persiapan awal. Itupun juga tidak seratus persen benar atau betul.

Sejak awal tarikan nafas, kita tidak menghadirkan Allah dalam urusan hidup di dunia. Merasa nyaman dalam barisan yang siap siaga, menjadikan pemerintah merasa di atas angin. Angin surge, bayu nirwana 2019 sudah menyamankan segala olah pikir, segenap pola tindak dan semua gaya ucap dan cuap sang penguasa.

Alam pun sepertinya adem ayem. Memberi kesempatan kepada penghuni bumi untuk mawas diri. Bukannya seperti membiarkan, biarkan sampai nantinya buah yang matang akan gugur dengan sendirinya. Alam sudah memberikan sinyal, pertanda dengan setia tanpa diminta, bahkan sudah rajin membunyikan tanda bahaya.

Satu langkah lagi, ketergantungan manusia pada asupan oksigen dari alam, yang gratis, justru membuat pemerintah membutuhkan bantuan nafas buatan. Polusi ideologi sudah melebih ambang batas aman.

In sya Allah dengan berkah Ramadhan, NKRI bisa terbebas dari malapetaka, bencana sesunguhnya yang sudah siaga di depan mata dan hidung sendiri. Asal jangan sampai pemerintah atau penguasa salah melangkah, keliru memilih arah, atau jangan sampai coba-coba bermain api dengan rakyat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar