Halaman

Rabu, 31 Mei 2017

Pancasila tersedia di pasar rakyat atau istana presiden



Pancasila tersedia di pasar rakyat atau istana presiden

Tidak aneh kalau ada anak bangsa yang asing dengan rumusan Pancasila. Entah karena salah jalan, keliru jurusan atau asal ambil sikap. Keseharian, di jalanan, kendati rambu lalu lintas terpasang dengan sengaja, seolah tak tampak. Apalagi rumusan di atas kertas, mudah lenyap tanpa bekas.

Harga tiket pesawat terbang akan membubung tinggi, melambung ke angkasa sejalan jika animo, yang butuh meningkat drastis. Stok pangan melimpah, maka harga akan jatuh. Disinilah permainan pelaku ekonomi tingkat lapangan.

Apa jadinya kalau secara serentak, rakyat Indonesia membutuhkan Pancasila. Hukum apa yang berlaku. Apakah bisa didapat secara eceran, sesuai daya beli atau kemampuan kantong.

Jangan-jangan, untuk mempraktikkan Pancasila dalam kehidupan nyata merupakan kewajiban fardhu kifayah. Artinya jika ada satu orang atau beberapa manusia di suatu wilayah hunian dan lain sebagainya, sudah hafal Pancasila, otomatis gugur sudah kewajiban berpancasila untuk orang/manusia sisanya.

Ataukah untuk mendapatkan nilai-nilai Pancasila harus mempunyai kartu khusus, menjadi keanggotaan khusus, mengantongi sertifikat predikat “orang baik-baik” atau syarat administrasi lainnya. Misalnya bukti tertulis dari aparat penjaga wibawa negara bahwa ybs tidak mempunyai potensi  sebagai calon pemakar. Belum pernah terindikasi sebagai pengkhianat negara. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar