paket
manjur Pancasila
Saat itu, tim
sukses dan relawan penggali Pancasila hanya lebih mengantisipasi ikatan horizontal.
Masih mengacu pada makna kalimat pendek atau frasa “beberapa golongan
rakyat Indonesia” yang berarti tiap-tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda
dengan suatu atau beberapa bagian lainnya karena
ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan, kebangsaan atau kedudukan
menurut hukum tata negara.
Terbukti dikemudian waktu, terjadilah apa
yang seharusnya tidak terjadi yaitu ketimpangan, kesenjangan, dispartitas,
ketidakmerataan gap hasil pembangunan yang dimotori Pemerintah. Efek domino
sangat dirasakan dengan berupa klasifikasi pengelompokkan vertikal berupa strata sosial, klas ekonomi, jenjang
politik, tarif hukum, dsb.
Penyebutan, penamaan atau penggunaan
istilah rakyat, penduduk, masyarakat, warga negara serta keluarga, rumah tangga
malah bisa sebagai stigma atau pencitraan. Untuk kepentingan tertentu oleh
pihak tertentu.
Lepas dari fakta bahwa sila-sila Pancasila
seolah-olah jalan sendiri-sendiri. Masing-masing mengilhami penjelmaan ratusan
partai politik yang ada, pernah ada dan yang akan ada di Nusantara.
NKRI tak akan lepas dari praktik hukum
internasional, skenario negara adidaya, adanya bentuk hégemoni
terselubung, intervensi politik sekaligus penjajahan ekonomi dari negara paling
bersahabat. Di tingkat ASEAN, wajib mengikuti alunan musik Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). Artinya, anak bangsa siap bersaing dengan pendatang haram di
negeri sendiri. Diperparah dengan kerjasama ASEAN – China.
Akankah nasib Pancasila di éra mégatéga
bisa sampai terpuruk, terjerembab, terperosok, tersungkur sampai ambang bawah,
titik nadir. Di periode 2014-2019 Pancasila diuji oleh kawanan, komplotan,
koalisi yang merasa paling pancasilais sejati.
Memang, kita tak boleh terkecoh dengan adegan siapa sebenarnya yang memerankan Indonesia saat ini. [HaèN]
Memang, kita tak boleh terkecoh dengan adegan siapa sebenarnya yang memerankan Indonesia saat ini. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar