Halaman

Rabu, 24 Mei 2017

berdaulat dan merdeka di negeri sendiri



berdaulat dan merdeka di negeri sendiri

Kita tidak pernah mempersoalkan sandal yang kita injak buatan mana, atau hasil keringat siapa. Apalagi mempertanyakan keabsahan sebagai sandal. Jangan dikaitkan dengan haram atau halal bahan baku yang dipakai.

Kita juga tak pernah peduli untuk fungsi apa saja sandal yang setia di bawah kaki ketika dipakai berjalan. Sandal saja tak pernah protes. Sudah masuk kategori tidak layak pakai, tanpa mufakat untuk tidak musyawarah, langsung masuk kotak. Atau dihibahkan ke negara yang masih, sedang dan selalu berkembang.

Sandal Indonesia, tepatnya sandal buatan Indonesia ataukah sandal yang dipakai oleh manusia Indnesia, yang pasti tidak perlu revolusi mental. Sudah pengalaman diinjak atau eksistensi, jati diri, citra diri karena posisi, peran, kapasitas diri serta kinerjanya hanya di bawah telapak kaki manusia.

Peran strategis, manfaat berlapis sandal dengan mudah digantikan dengan yang lain. Minimal banyak pesaing antar sandal di suatu rumah tangga. Ada yang mendapat tempat terhormat sampai kalau mau dipakai baru diingat, dicari dan bila ketemu langsung diinjak.

Ada rukun memakai sandal, utamakan kaki kanan terlebih dahulu. Begitu saat mau melepaskannya dari kaki. Jangan asal lempar dan buang.

Semahal-mahal sandal, tetap tidak pantasi dipasang di kepala. Kendati sandal impor. Walaupun sandal bekas bandar politik negara paling bersahabat. Begitu juga sebaliknya, semurah-murah tutup kepala, bila sudah using, tak layak pakai jangan serta-merta dijadikan keset atau lap lantai.

Apakah rekam jejak sandal bisa menentukan nasibnya dikemudian hari. Setelah ganti majikan. Sandal kan barang habis pakai. Tidak perlu masuk inventaris partai politik. Tidak perlu wajib belajar politik praktis. Walau umur teknis sandal tergantung syahwat politik si pemakai. Bisa terjadi strata sandal, sesuai peruntukannya. Ada yang bisa diajak ke pesta. Ada yang bisa dijadikan senjata jika ada pihak tertentu yang patut diduga mau makar.

Hebatnya kawanan orang partai Nusantara yang membuat bangsa lain iri dan terkagum-kagum, yaitu keahlian menjilat sandal sendiri secara mandiri dan dilakukan sambil berdiri. Apalagi saat duduk di kursi kekuasaan. Sampai lupa pada mertua yang lewat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar