menunggu
jam praktik Pancasila di siang bolong
Tujuan utama
dibangunnya infrastruktur jalan tol bebas hambatan untuk mempersingkat waktu
tempuh, untuk memperlancar transportasi angkutan barang/penumpang di jalan umum.
Demikianlah,
semenjak Pancasila diproklamirkan sebagai dasar negara, ideologi nasional
mengalami pasang surut akibat selera politik pemerintah yang sedang berkuasa.
Tanpa menggeser
rasa hormat kepada pihak penguasa, yang nyata-nyata ternyata telah menjadikan
Pancasila sebagai sarana atau alat untuk melanggengkan kekuasaannya.
Tak terkecuali pihak
penguasa periode 2014-2019, menjadikan Pancasila sebagai rukun politik, terapi
politik, komoditas politik, aroma irama politik bukan sebagai sarana pengayoman
dan pengayeman rakyat, malah di modifikasi habis-habisan sebagai alat penggebug
yang multimanfaat dan serbaguna. Stigma anti-Pancasila sebagai jurus sakti,
senjata mematikan untuk mencegah tangkal agar “musuh negara” tidak mengacak-acak
NKRI untuk kesekian kalinya.
Menjadikan yang
merasa Pancasilais bisa ditengarai dengan tidak memberi percontohan apalagi
suri teladan, keteladaan yang menjadi panutan rakyat banyak. Ibaratnya pemerintah
salah memilih dan memilah dalam mempromosikan pejabat tinggi penyelenggara
negara, tentu tidak. Daya endus tim yang melacak rekam jejak calon pejabat,
sudah mengakomidir masukan dari semua pihak yang berkepentingan. Soal lewat
sertifikasi kepatuhan dan kelayakan di biro jasa wakil rakyat, hanya sekedar
pemanis persaingan terbuka.
Kebutuhan akan
manfaat Pancasila, yang mengutamakan sebagai jalan pintas sukses pesta
demokrasi nasional 2019, tentu tidak akan dinikmati oleh rakyat yang habitatnya
berada disekitar sepanjang jalan tol Pancasila.
Banyak pihak
ingin mempersingkat waktu juang dalam mencapai tujuan ambisi politiknya. Pengguna
jalan tol Pancasila adalah mereka yang mempunyai daya beli dan daya bayar tol
jauh di atas rata-rata nasional.
Mana mungkin dan jangan heran
jika rakyat pinggiran semakin terpinggirkan secara konstitusional, legal dan
halal.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar