Halaman

Kamis, 04 Mei 2017

Indonesia Surplus Penganut Berhala Reformasi 3K



Indonesia Surplus Penganut Berhala Reformasi 3K

Tanpa memijat urat nadi sejarah reformasi, penyakit politik atau dosa politik semakin menyengat. People power atau gerakan berbagai elemen masyarakat, aneka kasta rakyat, serba klas penduduk maupun warga negara, yang dipelopori insan akademis sampailah ke klimaksnya. Bergulirnya semangat dan jiwa reformasi dimulai dari puncaknya, 21 Mei 1998, ketika penguasa tunggal Orde Baru, Suharto, menyataken daripada dirinya mundur daripada sebagai presiden kedua RI.

Pergerakan berkemajuan peradaban ideologi atau politik mengerucut menuju satu dimensi. Belum kembali ke pola politik animisme maupun dinamisme. Denyut syahwat politik malah memadukannya sekaligus mendaulatnya menjadi berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa). Partai politik dengan ideologi tertutup, dengan ciri utama ketua umum mempunyai hak prerogatif. Kaderisasi dengan asas kader jenggot atau faktor keturunan, karbitan atau sebagai pemodal.

Aroma irama biaya politik terdeteksi sejak sebuah parpol dideklarasikan serta sudah mengantongi sertifikat uji layak jalan dari Kemenkum dan HAM. Argo kuda kepentingan politik menjadikan pihak yang dirangkul bebas merasa tersanjung.

Jerawat politik muncul karena eksisnya berhala reformasi 3K ternyata banyak saingan antar penganutnya. Bapak Pembangunan Suharto mahir mengendalikan Golkar sebagai kendaraan politiknya, sehingga mampu bertahan dengan legitimasi 6x pemilu.

Gonjang-ganjing politik dalam negeri ditandai warna asing sudah merasuk. Mulai dan diawali dari pilkada lansung DKI Jakarta 2012-2017. Tentunya diimbangi masuknya TKA dari daerah pinggiran, terpenci, perbatasan dan kepulauan dengan dalih masuknya modal asing. Tindak turun tangan lasngsung presiden ke negara pemasok TKA, sebagai bukti bahwa Indonesia membutuhkan potensi asing untuk mendongkrak pamornya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar