Halaman

Senin, 29 Mei 2017

Indonesia, setengah atau agak



Indonesia, setengah atau agak

Berbagai jenis menu politik Nusantara tersedia, tersaji dan menerima pesanan tergantung selera dan daya beli pihak berperkara. Pelayanannya juga berkorelasi dengan kekuatan pasar, permintaan pasar. Demi keadilan, ada juga menu standar, tradisional, tipikal dan terjangkau oleh rakyat kebanyakan.

Jadi, tidak ada yang salah dengan Indonesia. Ada beberapa insan penyelenggara negara yang seolah lenyap, senyap dari jangkauan awak media. Ada yang getol tampil disetiap kasus, untuk dimintai komen, pendapat maupun analisanya. Di pihak awak media, mereka sepertinya sudah hafal pihak mana saja yang ingin publikasi, pencitraan, jual tampang atau bentuk pamer bego secara konstitusional.

Organisasi atau bentuk wadah, baik lokal atau perwakilan asing, tampak ingin tampil dan eksis di Indonesia. Agar lebih membumi, maka operatornya orang Indonesia aseli. Komentarnya yang agar tampak sebagai tanda peduli, keprihatinan bak datang dari sisi lain. Dari kondisi yang tidak pernah diperhitungkan.

Ibarat setan yang menggoda manusia dari segala arah, segala macam pintu, ada tempat favorit koalisi setan, dengan sentuhan atau tusukan.

Ironis binti miris, jika masih ada anak bangsa yang kesurupan, kerasukan jin, setan, iblis politik. Semakin sarat “ilmu politik” seseorang akan berbanding lurus dengan daya dan gaya kesurupan ideologi.

Efek domino negara multipartai adalah munculnya sistem arisan dan warisan kekuasaan. Jadi, memang tidak ada yang salah dengan Indonesia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar