Halaman

Senin, 01 Mei 2017

ayo dengar ujar isi perut diri sendiri



ayo dengar ujar isi perut diri sendiri

Manfaat dan fungsi perut manusia, tergantung si empunya. Mau dijadikan tabung reaksi, tak protes. Mau dikembangkan menjadi wadah penampungan sementara aneka makanan dan minuman, silahkan. Mau digunakan sebagai gudang serba guna menghadapi musim kemarau, bebas-bebas saja.

Memangnya perut tak punya memori atas asupan gizi, nutrisi, vitamin atau apapun yang digelonotkan masuk, tanpa sensor, karantina. Kerja perut pada strata manusia tertentu bisa lebih giat daripada daya juang otak. Perpaduan antara pola makan kerbau, ayam, monyet, buaya, ular dan hewan lain yang pembaca lebih tahu karena pengalaman.

Secara medis daya tampung perut ada batasannya, tidak bisa full tank. Kalau dimapatkan, dipadatkan akan mendesak ruang dan fungsi organ perut yang lain. Kulit perut akan menyesuaikan diri. Mengarah ke paham perut buncit.Ukuran perut berlomba denga ukuran sepatu.

Secara religi,  isi perut berbagi untuk 3 (tiga) unsur : makanan, minuman, udara.

Reaksi perut atas perlakukan mulut, sangat beragam. Paling dikenal adalah perut keroncongan, artinya lapar, atau sudah kosong dan saatnya diisi ulang. Perut kembung, perut berbunyi bagai air digoyang-goyang. Perut isi angin yang betah mendekam.

Jangan lupa, perut mampu mengeluarkan kelebihan penumpangnya melalui mulut. Atau ada penumpang gelap yang membuat onar, memancing kerusuhan, diam-diam ada pendatang haram menggunakan hak angket – perut punya hak tolak, hak banding.

Katakan saja kalau perut punya hak kekebalan diplomatik. Tidak bisa menjadi ajang laga yang haram vs yang halal. Perut punya seperangkat CCTV untuk memantau asal-muasal makanan dan minuman impor yang akan masuk. 

Jika otak tidak mempersoalkan apa dan bagaimana makanan dan minuman tersaji, maka perut akan bekerja dan berfungsi ganda campuran. Mengabaikan sinyal perut sama artinya membiarkan “lawan politik” bermarkas di depan hidung. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar