ayo dengar
ujar isi perut diri sendiri
Manfaat dan fungsi perut manusia, tergantung si empunya. Mau dijadikan
tabung reaksi, tak protes. Mau dikembangkan menjadi wadah penampungan sementara
aneka makanan dan minuman, silahkan. Mau digunakan sebagai gudang serba guna
menghadapi musim kemarau, bebas-bebas saja.
Memangnya perut tak punya memori atas asupan gizi, nutrisi, vitamin atau
apapun yang digelonotkan masuk, tanpa sensor, karantina. Kerja perut pada strata
manusia tertentu bisa lebih giat daripada daya juang otak. Perpaduan antara
pola makan kerbau, ayam, monyet, buaya, ular dan hewan lain yang pembaca lebih tahu
karena pengalaman.
Secara medis daya tampung perut ada batasannya, tidak bisa full tank. Kalau dimapatkan, dipadatkan
akan mendesak ruang dan fungsi organ perut yang lain. Kulit perut akan
menyesuaikan diri. Mengarah ke paham perut buncit.Ukuran perut berlomba denga ukuran sepatu.
Secara religi, isi perut berbagi
untuk 3 (tiga) unsur : makanan, minuman, udara.
Reaksi perut atas perlakukan mulut, sangat beragam. Paling dikenal adalah
perut keroncongan, artinya lapar, atau sudah kosong dan saatnya diisi ulang. Perut
kembung, perut berbunyi bagai air digoyang-goyang. Perut isi angin yang betah
mendekam.
Jangan lupa, perut mampu mengeluarkan kelebihan penumpangnya melalui mulut.
Atau ada penumpang gelap yang membuat onar, memancing kerusuhan, diam-diam ada pendatang
haram menggunakan hak angket – perut punya hak tolak, hak banding.
Katakan saja kalau perut punya hak kekebalan diplomatik. Tidak bisa menjadi
ajang laga yang haram vs yang halal. Perut punya seperangkat CCTV untuk
memantau asal-muasal makanan dan minuman impor yang akan masuk.
Jika otak tidak mempersoalkan apa dan bagaimana makanan dan minuman
tersaji, maka perut akan bekerja dan berfungsi ganda campuran. Mengabaikan sinyal
perut sama artinya membiarkan “lawan politik” bermarkas di depan hidung. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar