Halaman

Jumat, 20 Januari 2023

wajah antiraup kawula nusantara, rupa-rupa vs pura-pura

wajah antiraup kawula nusantara, rupa-rupa vs pura-pura 

Ajak pemirsa main kata, gubah-rubah-ubah huruf. Alternatif lain, suku kata kedua, berwujud ‘nang’. Urut  abjad kalau bisa, terdapat: benang sampai wenang. Dalil banding-sanding-tanding, punya makna semaksud setujuan. Kaum pengguna bahasa gaul, lebih cakap, mahir, piawai. Susun kamus  bahasa. Jangan syak  wasangka dengan kaidah berbahasa Indonesia: bagus-baik-benar-betul.

Bedalah dengan ‘kuyu(p)’. Acap kusajikan daerah tak bertu(h)an. Judul standar miring kiri berbasis ” . . . mbokdé mukiyo, dudu . . .”. Atraktif, makanya ada judul khusus “ab[a]dikan sisa hidupmu mbokdé mukiyo”.

Sebutan nusantara, tayang perdana bertajuk “Profil Dendam dan Dengki Politik Nusantara”. Date modified 2/11/2018 8:04 AM. Pernah terjadi kejadian berlakunya tindak kejahatan kriminal, pidana bernama kolor ijo. Tentunya jangan diartikan bahwa kasus ini merupakan bagian integral dari pergerakan LGBT.

Adalah “tripetaka nusantara, peras–resap–serap”. Jangan kambing hitamkan sejarah peradaban nusantara. Oknum anak bangsa nusantara berketurunan. Bauran asupan global sudah merasuk sampai memacu dan memicu pematangan, pedewasaan diri sejak gua garba. Risalah fitrah gawan bayen, bakat turunan terkontaminasi rayuan nikmat dunia liwat jalur di atas daulat masih ada daulat. Di atas petugas partai masih bercokol kawan ketua partai pihak ketiga.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar