subvérsif capres vs sabotase pilpres
Tanpa lokus, tanpa tahun. Bukan cari
aman dan nyaman. Bebas terfokus bernarasi. Sensasi politik tidak kenal lelah, tidak kenal waktu. Tidak mau tahu
mana kawan, siapa lawan. Libas lawan sesering mungkin. Jangan dikasih peluang
bernafas.
Konflik politik menjadi menu harian anak bangsa pribumi
primitif nusantara. Mulai skala écék-écék hingga sampai skala abal-abal.
Semakin kian berpengalaman saling libas, mudah ditebak skor hasil babak akhirnya. Bahwasanya “tragedi politik, koalisi
parpol vs miras oplosan”.
Kita tengok pola kehidupan berbangsa dan bernegara.
Intervensi politik luar negeri begitu menghujam ke akal politik penguasa.
Pemakan segala untuk semua kepentingan atas nama golongan.
Politik tak pandang bulu, jenis
gender, asal usul, silsilah, trah atau kriteria lainnya. Asal sudah masuk kandang
parpol, siap jadi apa saja. Agaknya, manusia lebih percaya dengan ramalan
kiamat dunia, dengan aneka versi, berbagai skala. Ketimbang menengok ke
belakang, mengambil hikmah yang tersurat dan maupun yang tersirat. Bukan fitrah
manusia untuk membuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar