Halaman

Kamis, 26 Januari 2023

panjang umur, bukan jaminan ukur(an) liang kubur

panjang umur, bukan jaminan ukur(an) liang kubur 

Kesepengetahuan akal manusia tentang kehidupan masa depan setelah hidup di dunia. Oplosan aneka akal maupun mendayagunakan sumber daya akal, antara tak kurang akal sampai kehabisan akal  sehat. Sinergitas diri mampu tembus waktu dan lompatan jauh ke depan. Pelampaubatasan angan-angan.  

Melek teknologi informasi dan komunikasi (TIK) anak bangsa pribumi nusantara sudah lewat ambang daya tampung, daya dukung dan daya dong-nya. Penyandang kategori wong ndeso pun, melek TIK melampaui fantasi politiknya.  Ironis binti miris, yang namanya pengamat politik klas lesehan sampai presiden seumur hidup sebuah partai politik, sadar  diri menjadi korban peradaban berkemajuan berbasis TIK.

Akal tidak sekedar tanda pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya ciptaan-Nya. Hakikat pada nilai, kadar, porsi réligiusitas. Akal diri saat mencerna ketauhidan. Akal mendasari keimanan. Kian anak bangsa pribumi nusantara berakal, banyak akal maka akan berbanding lurus dengan kekurangan akal sehatnya. Akal sehat dijaga dengan asupan gizi religi.

Sifat manusia sudah terterakan secara ketauhidan antara lain: ketergesaan, keluh-kesah, tamak dan bakhil maupun keras kepala. Macam jiwa manusia: jiwa yang selalu menyuruh pada kejahatan; jiwa yang selalu menyesali serta jiwa yang tenang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar