Halaman

Selasa, 17 Januari 2023

népang lan nuthuk, yasan hastapada

népang lan nuthuk, yasan hastapada 

Sinergitas kaki-tangan manusia, selaku anggota badan.  Tak selamanya sinkron.  Filosofi turun tangan babak bundas lebih mulia daripada berpangku tangan tertindas, terlindas, terlibas.

Kiranya, nabok nyilih tangané wong édan. Memang orang gila bisa bebas dari jeratan pasal hukum positif maupun sanksi hukum agama. Yang lebih gila lagi, justru pihak yang memanfaatkan celah hukum orang gila.

Jangan-jangan, acara demi acara, adegan demi adegan, atraksi demi atraksi sepertinya mengalir santai. Modus yang modis, pola dan peta pergerakan sesuai SOP atau aturan main jagad raya. Nusantara sebagai jagad raya cilik, terkadang sebagai ajang uji coba, sebagai tabung reaksi atau palagan adu domba. Memangnya ada penyedia jasanya.

Rakyat sudah terbiasa makan dari hasil keringat sendiri. Tidak mengharapkan fasilitas negara, maupun kemurahan hati penguasa. Tidak membayangkan akan dapat pengampunan pajak wong miskin. Asap dapur tetap mengepul sehari sekali, kendil ora ngguling, sudah merupakan nikmat hidup yang selalu disyukuri. Mangan ora mangan sing penting ojo dicaplok wong liyo, menjadi semboyan hidup.

Tidak harus meniti, menapak dari anak tangga paling bawah, dekat tanah. Tidak harus mulai dari ‘0’ (nol) karena warisan leluhur. Tidak harus merangkak tahap demi tahap. Kalau bisa main salip dan saling libas, mengapa tidak. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar