cenderung melaju lurus di jalan berkelok-kelok
Bertentangan dengan kaidah masyarakat Jawa, empan
mapan. Bukan ngèli nanging ora kèli. Utawa ikut arus tetapi tidak
terbawa arus. Anomali kebangsaan, ora ngerti opo-opo, ngerti-ngerti malah
éntuk-éntukan.
Politik memang serba ironis binti miris. Kehidupan
masyarakat adem ayem, malah membuat penguasa gerah luar dalam. Jika ada gesekan
horizontal antar kelompok masyarakat, menjadikan ajang uji nyali dan ujian
karier, jabatan aparat penegak hukum.
Bukan salah fenomena terjadi strata sosial, klas
masyarakat, kasta penduduk, kategori keluarga, rumah tangga atau klasifikasi warga negara. Namanya ‘rakyat’, menjadi
‘beban mati’ setiap pemerintahan. Di balik amanat penderitaan rakyat,
memang nyata rakyat menjadi sumber
berita dan derita. Tanggung rèntèng bergulir. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar