habis baliho, nggelandang-nggelinding-nggelundung bebas
Èman-èmansipasi, èman-èman
tidak bisa mengantipasi keprihatian
bangsa menghadapi agresi covid-19. Beda
dengan predikat préman berdasi, kenakan aribut ormas dan atau partai
kebanyakan. Faktor pembeda tergantung pihak berkepentingan dengan efektivitas
beda-bedanya. Ingat ndangdhut téga-téganya. Asal timbangan keberuntungan
njomplang ke pihaknya, terima tanpa komplain. Takut dikira tidak tahu terima
kasih. Beda tipis satu suara, bisa menimbulkan huru-hara. Tahu sekali apa itu “one
man one vote”.
Bukan salah nusantara sarat menu dan
bumbu politik. Untuk sukses meraih kursi negara maupun daerah, perlu kendaraan
politik yang segala medan dan cuaca. Siaga 24 jam. Ramah ke atas, sigap
sikut-sikutan ke samping dan téga injak-injak bumi. Tidak ada yang salah.
Di sisi lain, wajar muncul generasi yang dengan sengaja
memperkeruh suasana. Parpo pemula 2019 maupun 2024. Sekalian jadi sama-sama kacau.
Daripada berharap tanpa kejelasan. Ibarat burung pungguk merindukan kursi di
bulan.
Di nusantara, politik kreatif memang
produk unggulan pemerintah. Jangan sampai ada yang melek politik malah nantinya minta jatah. Bagian nyata, utuh dari wujud politik
bagi hasil. Modal dengkul saja sudah minta jatah
kursi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar