Halaman

Kamis, 12 Januari 2023

kedaulatan rakyat mbokdé mukiyo, dudu daulat kawan partai

kedaulatan rakyat mbokdé mukiyo, dudu daulat kawan partai 

NKRI bak pesawat terbang mengangkasa di jalur bebas. Presiden secara de jure adalah sang pilot pilihan rakyat. Siapa sangka, posisi de  facto tidak hanya sebagai ‘petugas partai’. Selaku penata negara, wajib taat aturan main penjaga lalu lintas udara. Tidak bisa minta prioritas. Posisi tawar selama ini memang mudah ditawar, dibikin tawar sebelum berujar.

Pemerintah AS yang secara de jure plus de facto dibawah kendali bangsa Yahudi, dipastikan selalu menentang eksistensi negara Palestina. Cara diplomasi, boikot, gertak sambal untuk menghadapi gaya cowboy Paman Sam, sudah tidak memadai. Terlebih, Perserikatan Bangsa-Bangas (PBB) kalah pamor dengan AS.

Pasca perang dingin, negara superkomunis, USSR atau Uni Soviet tumbang menjadi beberapa  negara. Namun paham komunis masih dipertahankan di negara Rusia. Beberapa negara Eropa Timur masih eksis. Di Asia, komunisme nyata mencengkeram tajam beririsan dengan sistem nilai bernegara di negara China, Vietnam, dan Korea Utara.

NKRI secara historis selaku mitra setia China. PKl beranak cucu ideologis lebur merasuk ke tubuh parpol maupun ormas.  

Rakyat, yang merupakan permanent underclass, uneducated people serta warga negara yang kurang beruntung. Komunitas orang termarginalkan secara masal, masif. Plus stigma yang seolah wajib diayomi oleh penguasa. Komoditas politik, bahan jualan mencari bantuan  lembaga  keuangan internasional tapi utang. Kendati selalu ‘tertinggal di landasan’, rakyat tetap tekun, rukun melakoni kehidupan dan penghidupannya. Menu harian dinikmati. Bersyukur walau tak tahu besok sarapan atau tidak. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar