Halaman

Minggu, 22 Januari 2023

tragedi kerakyatan, sesaji demokrasi ke penguasa belantara tak bertu(h)an

tragedi kerakyatan, sesaji demokrasi ke penguasa belantara tak bertu(h)an  

Rakyat berdaulat, serasa bunyi lewat asas kedaulatan rakyat utawa demokrasi. Di atas kertas saja susah menarasikan wujudan nyatanya. Soal pasal kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Jelas di pembukaan (preambule)  UUD NRI 1945 frase  “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

UU RI 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dengan segala kehati-hatian. Saking hati-hatinya tidak sampai hati menggunakan kata ‘daulat’.  Takut kualat, kena tulah. Rakyat tetap rakyat, sesuai periwayatan. Nasib rakyat selang lima tahunan, dialihtangankan ke wakil rakyat.

Demokrasi kian berminyak, kian betah bertengger di pucuk pohon kelapa.  Sejak  awal, tupai pun segan main endus. Stratifikasi rakyat tetap tidak menampakkan skala prioritas. Pukul rata bermanfaat menjadi komoditas politik. Modal cari utangan luar negeri.

Suara rakyat bekorelasi dengan harga kursi konsitusi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar