Halaman

Senin, 30 Januari 2023

sejahtera nusantara, pejah gesang tak terasa

sejahtera nusantara, pejah gesang tak terasa 

Beda pasal dengan semboyan PLN (perusahaan  lilin negoro) byaar, pet . Namun kiranya, anggap saja berkemiripan dengan judul “pejah gesang ndèrèk langkung”, tercetak simpan date modified 4/29/2018 1:25 PM di personal laptop. Efek domino terasa pada arus masuk TKA yang berpenampilan sebagai wisatawan asing, masuk bebas visa untuk kunjungan kerja.

Ketika penguasa semakin tidak menyatu dengan rakyat, maka makanya hidup manusia  politik bak robot hidup. Semua babakan dan tahapan kehidupan sudah di-setting diprogram sedemikian rupa.

Batas minimal dedikasi wawasan kebanggsaan tak ada dasar hukumnya. Tak ada rumus, formula, filosofinya. Apalagi menyangkut buat perjalanan hidup bangsa dan negara. Menjadi kewajiban setiap manusia dan atau orang yang lahir di bumi Pancasila. Setiap jengkal tanah yang dikuasai, dimiliki, digunakan, dimanfaatkan siap menjadi sumber dan landasan kehidupan.

Bumi Pancasila masih melegalkan – dengan dalil teposliro – berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa) menjadi modal utama dan andalan politik nusantara. Pihak yang menentukan nasib bangsa, bukan karena perjuangan bersama rakyat. Lebih dicetak oleh mesin politik. Terdapatlah anggaran demokrasi vs biaya politik. Parpol di negara yang kadar adab melebihi kapasitas diri, tetap menjadi pabrik penguasa negara.

Dengan kaidah “Cicak vs Buaya” ganti kulit menjadi “Buaya vs Buaya”. Hukum kian menjadi alat hukum, bukan selaku peradilan. Adil secara politis, itulah hukum nasional bermartabat global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar