Halaman

Senin, 16 Januari 2023

éfek transplantasi ideologi global lewat jalur parpol

éfek transplantasi ideologi global lewat jalur parpol 

Isomorfisme, difusi, transplantasi  maupun model oplosan, polosan, kanibal, gado-gado, daur ulang, koalisi semu.

Falsafah, filosofi, filasafat yang mendasari globalisasi maupun lintas negara tanpa batas, adalah asimilasionisme. Konsep dasar ini melegalkan yang kuat akan mendominasi yang lemah. Pas dengan bunyi tak terulis hukum rimba belantara tak bertu(h)an politik nusantara. Sistem multipartai sedehana mampu menyerap ideologi global dan lintas negara.

“daur ulang pikiran para pemikir bangsa, bapak bangsa”. Tiap zaman akibat perubahan zaman sebelumnya. Menghasilkan gaya penyelenggara negara suka-suka. Babakan zaman reformasi, sejak bergulir dan mengucur deras dari puncaknya, 21 Mei 1998. Kendali, pingitan, koordinasi, komunikasi searah, pengawasan melekat selama kuasa Orde Baru. Akal politik anak bangsa nusantara kian terkontaminasi jauh dari makna sila “persatuan Indonesia”.

Menghidupkan kembali nilai dan tafsir dasar negara, cukup dengan mengisi ulang energi, emosi rakyat. Menjaga stabilitas dan daya tahan rakyat. Kalau rakyat membludak nasib kurang beruntungnya, termarginalkan secara sistematis, formal, menerus, sejarah akan berulang. Daur ulang dasar negara ke penguasa, penguasa bangkotan maupun penguasa dadakan, jangan dengan dikipas-kipas. Malah semangkin besar kepala. Antar penguasa jangan saling membuai. Jaga wibawa diri dengan memberi nafkah kepada penjunjungnya, pengusungnya. Agar tak terjegal di tengah jalan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar