Halaman

Selasa, 03 Januari 2023

bakalan kaping wolu, (kese)ringan diangkat tambah bantat

bakalan kaping wolu, (kese)ringan diangkat tambah bantat 

Cakap memantaskan wajah diri, mematut roman  muka di atas derita bangsa. Mulai dari nol, modal baliho. Efek politik terwujud secara kasat mata. Modal dari nol  membuahkan produk serba nol. Kalkulasi politik menunjukkan rapor, mulai dari ‘nol kecil’ hingga sampai ‘nol besar’. Bentukan nol bulat telur sampai nol bunder kepleng. Nasib diri nggelandang, nggelinding, nggelundung bebas.

Rekam jejak, kelamaan duduk manis tanpa keringat sendiri. Walau menapak aneka  pose dengan pantat sendiri. Mental tangan di bawah, sigap tadah limpahan kursi tiban. Kalkulasi politik, merasa ada angin di atas kertas. Anomali melek politik dalam perspektif relilgiusitas, menjadi beban moral, tekanan batin partai politik besutan Orde Lama maupun Orde Baru.

Pun demikian, sedemikian adanya. Semenjak anak bangsa pribumi nusantara tahu nikmat politik. Bahwasanya politik menjadikan siapa saja bisa menjadi apa saja. Tak perlu modal paham ideologi. Pakai modal pendongkrak sampai modal pelicin. Bukan kader partai bisa dapat nomor urut jadi, siap laga di pilkada, pemilu legislatif bahkan pilkara atau pilpres.

Produk unggulan partai politik baru ketahuan jika ada oknum yang tersangkut OTT KPK atau pasal hukum. Pergantian anggota kabinet antar waktu, sekedar sinyal pemerataan balas jasa. Terdapat ‘kader basah’. Maka berlaku hukum ekonomi-politik. Kendaraan politik menjadi multimanfaat, serbaguna. Kapasitas daya keruk, daya  keduk sesuai adab  bernusantara, ramah kebijakan dan kepentingan global. Nusantara dikapling-kapling. Daerah pemilihan menentukan harga lelang kursi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar